Kultur, Koneksi, dan Kontribusi
Mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif untuk menciptakan pengalaman kerja yang positif merupakan strategi retensi yang efektif. Karyawan dari generasi X biasanya lebih suka lingkungan kerja yang menjamin stabilitas dan keamanan finansial. Sementara itu, karyawan dari generasi Y lebih tertarik pada perusahaan yang mendukung pengembangan karier. Koneksi bisa berupa menciptakan hubungan kerja yang positif dan produktif dengan rekan kerja, serta menciptakan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang menawarkan waktu untuk kepentingan pribadi atau tetap terhubung dengan kehidupan di luar pekerjaan, seperti menjalani hobi. Kontribusi adalah upaya manajemen perusahaan untuk memahami kemampuan terkuat dari seorang karyawan. CEO & Co-Founder Agate International, Arief Widhiyasa, menyatakan bahwa dia sangat menghargai kemampuan yang dimiliki karyawannya.
Memberikan Kesempatan Karyawan Mengembangkan Karier
Perusahaan seharusnya memiliki manajer yang mampu mengembangkan karier bawahannya secara positif. Manajer tidak boleh membatasi karyawan untuk mengekspresikan ide, preferensi, ekspektasi, dan keinginan mereka, selama hal tersebut tidak melanggar etika kerja.
Berikan Paket Kompensasi Menarik
Paket kompensasi di luar gaji sering kali menjadi daya tarik bagi pekerja. Menurut US Chamber of Commerce Foundation, lebih dari 50 persen pekerja milenial di Amerika Serikat setuju bahwa paket kompensasi mempengaruhi pilihan mereka terhadap perusahaan tempat mereka akan bekerja. Cara ini juga bagus untuk meningkatkan loyalitas karyawan, meningkatkan retensi, meningkatkan daya tarik perusahaan, dan menekan turnover karyawan. Intinya, karyawan terbaik adalah aset utama perusahaan untuk menjalankan bisnisnya dengan lebih produktif dan kompetitif. Di Indonesia, banyak perusahaan yang menawarkan paket kompensasi berupa proteksi penuh asuransi seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan asuransi jiwa. Selain itu, perusahaan juga bisa memberikan berbagai insentif atau tambahan fasilitas di luar gaji pokok.
Dengan menerapkan beberapa strategi diatas, perusahaan bisa mengurangi Turnover Intention karena tingginya tingkat turnover karyawan di sebuah perusahaan bisa menjadi beban. Posisi yang kosong akhirnya harus diisi dengan karyawan baru, yang dapat memberikan dampak negatif pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan berbagai strategi diatas agar tidak banyak karyawan yang keluar terutama Generasi Z.
Referensi :Â
Marvin Saputra Tjandra,Rezi Erdiansyah (2024). Peran Stres Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention Karyawan Gen Z di Jakarta Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Manajemen Bisnis dan KewirausahaanÂ
Elza Kusumawati, Diah Sofiah, Yanto Prasetyo (2021). Keterikatan kerja dan tingkat Turnover Intention pada karyawan generasi milenial dan generasi Z. Jurnal Penelitian Psikologi
Evita Meydiana (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention Pada Karyawan Generasi X dan Generasi Y ( Studi Pada Karyawan PT ABC SidoarjoÂ