Kementerian kesehatan telah memberikan panduan mengenai konsumsi makanan dengan gizi seimbang yang diberi nama pedoman "isi piringku". Dalam isi piringku dijelaskan bagaimana konsep satu piring setiap kali makan yang diisi setengah untuk makanan pokok(2/3) dan lauk pauk (1/3), dan setengah untuk sayur(2/3) dan buah-buahan(1/3), ya.
Dapat ditarik simpulan, jika bekal nasi dan mi tidak sesuai dengan apa yang dikampanyekan oleh kementerian karena jelas tidak bergizi seimbang.
Kedua, membuat cepat lapar kembali. Mi termasuk dalam sumber karbohirat yang mudah dicerna tubuh sebagai energi karena bersifat karbohidrat sederhana (berasal dari tepung terigu). Hal ini akan membuat gula darah cepat melonjak dan menurun kembali. Akhirnya apa? Cepat lapar kembali.
Memang tidak semua jenis karbohidrat diserap cepat oleh tubuh. Contohnya adalah karbohidrat kompleks, yang memiliki rantai gula lebih panjang sehingga akan lebih lama dicerna tubuh dibandingkan karbohidrat sederhana. Contoh karbohidrat komplek adalah beras merah, gandum, dan kentang.
Mengganti jenis karbohidrat sederhana menjadi karbohidrat kompleks menjadi solusi untuk mempertahankan gula darah. Solusi yang tak kalah jitu adalah menambahkan protein sebagai lauk pauk untuk membuat kenyang lebih lama. Tambah telur, tempe, tahu, atau protein lainnya, ya.
Ketiga, menjadi alasan naiknya berat badan. Menjadikan mi sebagai lauk adalah cara cepat yang tidak sehat untuk kenaikan berat badan. Coba saja perhatikan pada kemasan berapa kalori yang tersaji dalam satu kemasan! Ada sekitar 380 kalori hanya dari satu bungkus mi! Kalori yang melebihi 2 penukar nasi (200gram/4 centong rice cooker: 350 kalori)
Itu hanya dari mi, berapa centong dari nasi yang dijadikan jodohnya? Anggaplah 2 centong rise cooker (100gramm:175kalori), maka dalam satu bekal sudah berisi 555kalori. Dan ingat, sebagian besar hanyalah karbohidrat!
Karbohidrat jika dikonsumi berlebihan akan disimpan sebagai cadangan energi, menjadi lemak. Tidak hanya karbohidrat, intinya apapun yang berlebihan jika dikonsumsi dan menyebabkan surplus energi pasti akan mempengaruhi berat badan.
Untuk itu, bijaklah mengonsumsi karbohidrat apalagi jenisnya sederhana. Sudah benar berpedoman saja pada "isi piringku" yang mengarahkan kita untuk tidak lupa mengisi dengan sayur dan buah. Selain kalorinya yang rendah, pun sayur dan buah baik seratnya untuk pencernaan dan membuat kenyang.
Jadi jangan lupa setengah piring diisi sayur dan buah. Sayur seperti sawi, buncis, atau selada. Buah tidak harus yang mahal, dan jangan cari yang tidak ada. Buah papaya, pisang, atau jeruk. Buah lokal bisa dijadikan bekal.