Sebagai pecinta makanan tradisional, tempat ini adalah surganya. Ada banyak makanan/minuman yang bisa dicicipi.
Mulai dari klepon, apem, ketan lopis, jail-jali, dan bakwan singkong adalah beberapa makanan yang saya beli. Sedangkan bapak saya memilih makanan rebusan seperti jagung rebus, pisang rebus, dan kacang rebus.
Itu hanya sebagian kecil. Lainnya ada juga makanan dan minuman yang bisa langsung dinikmati di tempat dengan wadah yang estetik alami seperti dawet ayu, nasi gono, nasi jagung, nasi kuning, dan soto bersama persateannya.
Tidak Ada Plastik di Sini
Pakai daun pisang, bestie.
Hal pertama yang saya incar di sini bukanlah makanan, melainkan keranjang bambu yang akan saya gunakan sebagai tempat makanan yang saya beli.
Ya, tidak ada plastik di sini. Sebagai pengantinya, keranjang bambu dan juga daun pisang yang digunakan. Daun pisang digunakan sebagai pembungkus makanan. Jadi dengan berbelanja di pasar ini, kita telah berperan untuk menjadi eco-friendly. Menarik, ya?
Alunan Gamelan yang Menemani
Yang tak kalah menarik adalah alunan gamelan yang menemani.
Bukan dari rekaman, gamelan yang disuguhkan langsung dimainkan di tempat. Siapa yang memainkannya? Lagi-lagi masyarakat setempat yang beratraksi. Alunan gamelan yang membuat suasana makin syahdu. Membawa kita ke dimensi lain, yang jauh dari hingar bingar perkotaan.
Di titik ini, kamu juga bisa berfoto dengan pemain dan seperangkat gamelannya, loh. Tidak ada patokan harga yang diminta, namun ada tempat kecil yang bisa diisi seikhlasnya sebagai donasi untuk kemajuan kesenian di desa tersebut. Keren!