Sempat menghubungi keluarga untuk berbagi kebingungan, akhirnya kakak mencoba mencari tahu informasi mengenai bantuan. Saya sendiri tidak tinggal diam dan berpikir mencari tebengan di jalan tol. Caranya?
Praktik Hitchhiking
Sebenarnya tidak diperbolehkan di jalan tol untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Karena kakak belum mendapatkan informasi terkait bantuan dari Jasa Marga, akhirnya saya mencoba untuk memberi kode dengan jempol yang teracung (thumbing) kepada kendaraan yang melintas. kalau bahasa gaulnya, hitchhiking.
Saya tidak berharap pada kendaraan pribadi, karena lajunya cukup kencang dan lebih banyak di sisi kanan. Saya berharap pada kendaraan truk.
Ya walau beberapa truk yang sudah pelan tidak bisa berhenti. Hanya memberi klakson sih. Hehe.
Dari sudut pandang kendaraan yang melintas tadi mungkin jadi timbul tanya. Seperti: kenapa ada seorang perempuan di tengah jalan tol, apakah karena putus cinta? Eh
Truk pertama yang berhenti tidak bisa naiki karena berbeda arah. Baru truk yang kedua, yang juga benar-benar berhenti, mau menolong saya untuk sampai keluar pintu gerbang tol.
Oya, ternyata truk yang saya tumpangi ingin beristirahat sebentar bersama teman-teman truk yang lain. Jadilah saya ikut beristirahat sambil sedikit berbincang kenapa saya bisa berada di tengah jalan tol.
Saya baru tahu dari mereka bahwa sebenarnya di tempat saya diturunkan ada jalan menuju lokasi yang saya ingin tuju. Akan tetapi memang akan membingungkan apalagi bila baru pertama seperti saya. Maklum.
Setelah cukup beristirahat di bahu jalan tol, saya pun meneruskan perjalanan yang tersisa cuma ratusan meter itu. Ratusan meter tapi harys diakui akan mengerikan jika jalan kaki karena kendaraan yang melaju rata-rata kencang sekali.