Kepada: Januari
Setelah dua belas bulan berlalu sejak kamu datang, kita bertemu lagi. Kamu, bulan yang paling banyak harapannya, barangkali. Bulan di saat orang-orang sedang rajin membuat resolusi, menjadi lebih baik maunya.
Aneh, ya. Mengapa harus menunggu kamu kalau ingin jadi baik? Kenapa tidak segera ketika sudah merasa ada yang sudah tidak pada jalurnya? Memangnya kamu ada untuk diberi harapan palsu? Malang nian nasibmu.
Yang sabar, kamu. Banyak sekali janji-janji yang akan kamu temui tapi mudah luntur seiring waktu. Lihatlah baru tujuh hari berlalu, ada yang sudah pura-pura atau amnesia?
"Januari, hujan sehari-hari, berpotensi banjir rindu. Hati-hati hati."
Peringatanmu yang ini, yang tidak pernah dilupa.