Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Merayakan Patah Hati Secara Elegan Lewat Lagu-lagu Didi Kempot

1 Agustus 2019   12:29 Diperbarui: 1 Agustus 2019   16:54 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu aksi panggung Lord Didi | IG @didikempot_official

The Godfather of broken heart itu jatuh kepada...Didi Kempot!

Jika kalian mengamati berita-berita akhir-akhir ini, ada salah satu penyanyi lawas yang tiba-tiba saja menjadi viral. Menjadi bahan perbincangan yang hangat di kalangan muda-mudi zaman now. Tidak main-main bahkan sosoknya sempat menjadi trending jagat twitter akhir bulan lalu karena sebuah acara yang diprakrasai oleh Gofar Hilman yaitu #Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) di Kota Solo.

Seperti "terlahir kembali", penyanyi bernama asli Didi Prasetyo atau lebih dikenal dengan Didi Kempot (Kempot berasal dari singkatan Kelompok Penyanyi Trotoar) itu menjadi bukti nyata bahwa beliau adalah legenda hidup yang berhasil mengambil hati para generasi milenial. Ya, fenomena kemunculan para muda-mudi militan penyuka lagu-lagu jawa karya Didi Kempot seperti pada acara #ngobam yang diperkirakan menyentuh angka 1500 orang ini memang cukup menarik perhatian di kalangan publik +62.

Karena siapa sangka lagu-lagu berbahasa daerah ternyata bisa unjuk gigi di tengah-tengah gencarnya musik-musik kekinian?

Lagu Didi Kempot bukan Hanya Milik Mereka yang Bisa Berbahasa Jawa
Saya mengenal lagu Didi Kempot sejak usia sekolah dasar. Itu pun karena adik saya yang waktu itu sangat suka dengan lagu "kuncung". Padahal keluarga kami bukanlah orang Jawa yang paham dengan Bahasa Jawa, namun musiknya yang asyik dan membuat goyang barangkali jadi alasan mengapa berkali-kali lagu itu sering diputar.

Saat itu, saya dan adik hanya bisa mengikuti bagian-bagian akhir saja. Seperti:

Tanggal limolas padhang njingglang mbulane bunder, SER!

Nah kami hanya teriak dibagian ser-nya. HAHA.

Kemampuan berbahasa Jawa saya makin menunjukkan kemajuan ketika saya duduk di bangku kuliah. Tepatnya ketika saya mulai "jatuh cinta" kembali dengan karya-karya Lord Didi yang tidak pernah mati. Lewat lirik-lirik lagu seperti pamer bojo, layang kangen, dalan anyar dan ambyar. Ternyata belajar bahasa daerah lewat lagu memang menyenangkan dan tidak membuat saya lalu jadi ketinggalan zaman.

Hubungan Lagu-lagu Didi Kempot dengan Dekatnya Pengalaman Perasaan Kita

Di akhir tahun lalu jadi momen yang tidak saya lupakan. Sebab untuk kali pertama saya mendapat kesempatan untuk melihat Didi Kempot secara langsung. Ternyata suara asli beliau memang benar-benar merdu.

Seingat saya, waktu itu Didi Kempot juga sempat terkejut karena banyak anak muda yang datang dan hafal lagu yang beliau nyanyikan. Saya sendiri juga sempat ikut terkejut, ternyata bukan saya yang menjadi terpapar. Sebenarnya fenomena apa yang sedang terjadi sih?Tulisan lengkapnya bisa kalian singgahi di sini

Ya.

Hari ini semuanya jadi makin terungkap alasan mengapa Lord Didi begitu mengena di hati para kaum muda-mudi. Apalagi kalau bukan karena lagu-lagunya yang begitu dekat dengan perasaaan kita. Kita yang tidak hanya ingin merayakan jatuh cinta pun juga ketika sakit hati

Sebuah wawancara yang dilakukan kumparan diketahui dari 700 lagu yang dibuat oleh Didi Kempot, 90 persennya adalah lagu patah hati. Duh.

Namun berkat kepiawaiannya, lagu-lagu patah hati yang diciptakan Didi Kempot memang jadi berbeda rasanya. Sakit tetapi menyenangkan untuk dinikmati. Jadi memang benar apa yang menjadi pesan Didi Kempot, patah hati mending dijogeti.

Seperti dalam kisah lagu "Dalan Anyar" yang menceritakan tentang seorang kekasih yang melihat kekasihnya jalan dengan orang lain. Bayangkan jika kita pernah ada diposisi tersebut, nyesek gak tuh.

Neng dalan anyar kowe karo sopo |Di jalan baru kamu sama siapa
Aku ngerti dhewe neng ngarepe moto | Aku tahu sendiri di depan mata
Neng dalan anyar kowe karo sopo | Di jalan baru kamu sama siapa
Neng kulon terminal kertonegoro ngawi | Di barat terminal Kertonegoro Ngawi

Atau lagu "suket teki" yang tidak kalah melow. Lagu yang juga menjadi banyak kasus pada sebuah hubungan hari ini. Kamu?

Wong salah ora gelem ngaku salah | Orang salah tidak mau ngaku salah
Suwe-suwe sopo wonge sing betah | lama-lama siapa orang yang betah

Atau yang lebih tinggi tingkat kegalauannya, "pamer bojo"

Dudu klambi anyar | Bukan baju baru

Sing neng njero lemariku | Di dalam lemariku

Nanging bojo anyar | Tetapi istri/suami baru

Sing mbok pamerke neng aku | Yang kamu pamerkan padaku

Lewat lagu Didi kempot, kita merayakan sedih dengan cara yang berbeda. Dengan lebih elegan daripada menangis seharian.

**

Meski banyak lagu bernuansa patah hati, tidak lalu semua adalah pengalaman yang beliau alami. Ada juga yang merupakan hasil imajinasi. Tidak hanya menangkat patah hati, jika kita mendengarkan lagu-lagu Didi Kempot sering kali kita juga menemukan tempat-tempat yang turut menjadi lirik bahkan judul lagunya seperti stasiun balapan, parangtritis, dan pasar klewer.

Makin salut, ternyata kemunculnya virus "cendol dawet" yang menyerang lagu-lagu Didi Kempot tidak lalu menjadi permasalahkan baginya. Karena adanya "cendol dawet" membuat lagunya makin bisa diterima dan membuat meriah.

Cendol dawet, cendol dawet seger
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet

Cendol dawet seger piro, lima ngatusan
Terus gak pake ketan

Ji ro lu pat nem pitu wolu...

Nah kabar baik untuk para "sad boy" dan "sad girl" semua, jangan lupa hari ini Lord kita akan hadir di Kompas TV dalam acara Rosi pukul 20.00WIB, lho! HAHA.

Salam ambyar,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun