Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Membangun Keluarga Sadar Gizi agar Tidak Pura-pura Pingsan

25 Januari 2019   17:25 Diperbarui: 26 Januari 2019   08:51 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | http://www.westsuburbanwellness.com

Bertemu lagi di tanggal 25 Januari. Meski tidak berwarna merah di kalendermu, tanggal ini merupakan tanggal penting yang harus kamu ketahui. Adalah Hari Gizi Nasional atau disingkat HGN yang kini sudah berusia 59 tahun,lho.

Seperti peringatan di tahun-tahun sebelumnya yang selalu membawa topik berbeda-beda, kali ini tema yang diusung pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan adalah "Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi"(tema besar ini masih sana di tahun sebelumnya) dengan subtema berfokus pada "Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif". 

Ya, di tahun ini HGN menekankan terhadap pentingnya peran keluarga dalam mewujudkan kesehatan terutama terkait gizi bagi tiap anggotannya. Dimana harapannya, dari keluarga kita bisa mencegah dan mengatasi masalah gizi sedini mungkin.

Lalu, Seperti Apa Gambaran KADARZI itu?

 Menurut Kementerian Kesehatan, Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi gizi setiap anggota. 

Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan : (1) menimbang berat badan secara teratur (terutama bagi balita) (2) Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), (3) makan beraneka ragam, (4) menggunakan garam beryodium dan (5)minum suplemen gizi (tablet tambah darah,kapsul vitamin A) sesuai aturan.

Bagaimana apakah keluargamu sudah demikian atau masih pura-pura pingsan? #eh

Meski pada umumnya keluarga sudah memiliki pengetahuan dasar terkait gizi yang cukup baik, yang sering menjadikannya masalah adalah sikap, keterampilan dan kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah. 

Ada yang menganggap asupan makan mereka masih baik-baik saja walau sebenarnya tidak beragam, karena tidak --padahal belum- menimbulkan masalah kesehatan. Sedangkan sebagian lain mungkin sudah paham bagaimana makanan berkualitas hanya tidak ada kemauan dan keterampilan untuk mempersiapkannya.

Untuk itu jadi wajar jika kemudian pemerintah menekankan pentingnya keluarga sadar gizi dalam mewujudkan gizi yang optimal. Agar tiap keluarga punya kesadaran bahwa gizi mereka bisa berdampak tidak hanya bagi kesehatan mereka sendiri juga secara tidak langsung bisa berpengaruh juga bagi beban negara untuk membiayai dampak masalah kesehatan yang bisa muncul.

Sebab Masalah Gizi di Indonesia adalah Pekerjaan yang Harus Sama-sama Selesaikan

Menurut Riskesdas terbaru, masalah gizi yang dihadapi Indonesia masih soal beban gizi ganda. Dimana masih tingginya masalah gizi kurang yang ditandai dengan tingginya prevalensi stunting (sangat pendek dilihat dari tinggi badan per umur), underweight (berat badan kurang dilihat dari berat badan per umur), wasting (kurus dilihat dari berat badan per tinggi badan) dan anemia pada ibu hamil bersamaan itu juga diketahui prevalensi masalah gizi lebih seperti obesitas pada dewasa ikut-ikut meningkat pula. Miris? 

Bukan soal pekerjaan pemerintah, persoalan masalah gizi adalah hal yang harus sama-sama kita kerjakan bersama. Jangan hanya bisa menyalahkan pemerintah, jika sumber masalahnya ternyata juga bersumber dari apa yang kita lakukan hari ini.

Akhir kata, seperti slogan untuk HGN ke-59, mari sama-sama menyerukan : "Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang".

Sudah cukup pura-pura pingsannya, yuk.

Salam,
Listhia H Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun