Satu hal yang patut dipertimbangkan adalah kesan dunia terhadap keramahtamahan masyarakat Indonesia yang baiknya dibuktikan dengan senantiasa menyambut para wisatawan baik domestik maupun mancanegara melalui penyuguhan sikap yang menyenangkan. Berbingkai budaya, masyarakat setempat bisa menyusun semacam acara penyambutan dengan menampilkan tarian adat Batak Toba, tarian Tor-Tor misalnya, sehingga para pengunjung merasa kedatangannya diterima dan disambut gembira bak pulang ke rumah sendiri.
Selain keramahan dalam hal penyambutan, bentuk dukungan lain yang bisa disuguhkan oleh masyarakat setempat lokasi wisata Danau Toba adalah keramahan dalam hal bea fasilitas umum. Membebaskan tarif toilet umum, mewajarkan harga jual souvenir, dan bea fasilitas umum lainnya, akan sangat membantu mendongkrak kepercayaan pengunjung untuk menikmati perjalanan wisatanya di Danau Toba.
Bukanlah hal yang mustahil untuk menekan bahkan membebaskan segala macam bentuk bea atas penggunaan fasilitas umum di lokasi wisata Danau Toba. Karena jika melirik lokasi wisata terkenal di belahan Indonesia lainnya, bahkan mereka berani membebaskan segala bentuk bea pemanfaatan fasilitas umum. Dan hal itu cukup meningkatkan kenyamanan para wisatawan untuk merasa bagai berada di rumah sendiri.
Sebenarnya lain daripada itu, hal yang paling bisa diandalkan dari SDM di setiap lokasi wisata daerah adalah kekayaan budayanya. Begitupun dengan SDM wisata Danau Toba. Para wisatawan domestik terlebih mancanegara begitu mengagumi keindahan budaya Batak Toba. Hal ini dapat dijadikan sebagai menu andalan program wisata, bisa disajikan dengan membuat titik-titik pameran wisata visual di seluruh penjuru objek wisata Danau Toba.
Bisa saja dimulai dari membangun sebuah monumen 'Selamat Datang' di pintu masuk pulau Samosir yang merupakan sentral budaya Batak Toba. Pahatan sejarah terbentuknya Danau Toba versi sains di sisi kanan dan versi legenda di sisi kiri akan membuka wawasan pengunjung sebelum masuk lebih dalam ke pulau Samosir yang merupakan pusat keunikan etnis Batak Toba.
Titik pameran wisata selanjutnya bisa disajikan dalam bentuk stand-stand budaya yang menampilkan pernak-pernik kebudayaan Batak Toba di sepanjang penjuru Pulau Samosir. Hal ini akan membuka wawasan pengunjung terkait segala hal tentang Danau Toba dan budayanya hingga ke seluruh masyarakat dunia. Karena mengingat para wisatawan tidak hanya berasal dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri.
Sejatinya, hal-hal inilah yang harus selalu diedukasikan kepada masyarakat setempat demi menjaga dukungannya sebagai elemen fasilitas nonfisik yang akan turut andil dalam upaya pengembangan wisata Danau Toba. Melalui sosialisasi peningkatan kualitas SDM yang dicanangkan dalam agenda kebijakan Integrated Tourism MasterPlan (ITMP) Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), diharapkan hal tersebut mampu membentuk SDM yang mumpuni dalam mendukung promosi Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) di Indonesia aja. Karena market pariwisata adalah salah satu aset yang sangat potensial bagi negeri kita.
Dengan begitu, ungkapan 'Heritage of Toba' akan termaknai dengan sepenuhnya oleh sejarah Danau Toba yang melegenda sedahsyat letusan supervolcano yang membentuknya ribuan tahun silam.
Aspek Promosi Wisata Danau Toba