Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gigi Sisa Secuil, Bisakah Diselamatkan?

15 Juni 2019   10:45 Diperbarui: 20 April 2021   13:39 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gigi patah (dok. penulis)

Hari H, saya berangkat ke daerah Duren Sawit. Sempat menyasar 2 kali. Padahal tempatnya tepat di pingir jalan besar, untungnya telepon saya ke klinik diangkat. Lucunya, ternyata saya sudah melewati tempat ini mungkin akibat mata rabun serta malas bertanya terjadilah pernyasaran.

Sampailah di tempat tujuan yang sebelumnya saja sudah membuat janji  dengan dokter  1 hari sebelumnya. Dengan bergegas karena telat saya masuk ke ruko tempat dokter Chella praktek di lantai dua. Langsung saya ceritakan segala keluh kesah kepadanya dokter wanita berjilbab yang berpenampilan menarik ini.

Dengan diiringi lagu-lagu enak yang dipasang di ruangannya. Pertama-tama dia mengecek kondisi gigi terlebih dahulu, menilai apakah bisa diselamatkan atau tidak. Mengingat kondisi gigi yang tersisa menimbulkan perasaan harap-harap cemas. 

Gigi dicek apakah masih ada rasa nyeri ternyata itu adalah tanda gigi tersebut masih bisa diselamatkan. Gigi saya divonis bisa dilakukan veneer, duh leganya. Tapi ... ya ada tapinya. Ini dunia nyata, Bung. Bukan seperti dongeng yang berakhir mereka berdua hidup bahagia selamanya.

Untuk kasus saya masuk dalam kategori direct veener karena menggunakan bahan tambalan.
Ada juga indirect veneer (yang mirip crown harus dicetak) kasus saya baiknya direct veneer memang disebabkan ada cantolan sisa patahan bridge gigi sebelah, kata drg. Marchella.

Disebabkan gigi veener ini disambungkan dengan gigi ber-crown kekuatannya tidak sekuat gigi asli. Memang ciptaaan Tuhan itu tidak bisa ditandingi. Jadi untuk selanjutnya kalau mau menggigit kerupuk apalagi es batu, jangan pakai gigi ini. Hayooo siapa yang suka gigit-gigit es batu ? Mari kita tos.

Pada saat tindakan saya dipakaikan semacam celemek kertas, sekeliling mulut saya dipasangkan plastik untuk memastikan bibir saya tidak menyentuh gigi. Disertai alat penyedut air liur menemani. Sebelum selesai saya dikasih cermin dan ditanyakan pendapat agar gigi dibentuk sesuai kemauan saya.

perbedaan antara sebelum dan sesudah perawatan (dok. pribadi)
perbedaan antara sebelum dan sesudah perawatan (dok. pribadi)
Jika ada yang tertarik untuk veneer gigi, satu gigi bisa didapatkan dengan membayar Rp600.000, ini sedang harga promosi di klinik Kualita Medica Dental Care, kata si dokter cantik khusus bulan Juni 2019. Kalau di dokter rekomendasi yang satu lagi mulai dari 700.000.

Kalau kamu mau coba ada banyak klinik lainnya yang suka menawarkan promosi. Harga termurah saya cek Rp500.000/gigi di aplikasi Fave. Tapi disarankan sebelum membeli harap menelpon konsultasi ke dokternya terlebih dahulu, karena belum tentu tindakan ini bisa dilakukan atau tidak. Tidak jarang mereka juga menambahkan biaya lain-lainnya jika membeli dari Fave, entah biaya administrasi atau lainnya.

Sebelum pulang saya bertanya untuk kontrol bagusnya berapa lama ? Disarankan 2 bulan sekali. Di sini menerima pembayaran dengan debit. Jadi tidak perlu repot-repot untuk membawa uang tunai. 

Oh ya saya juga diinfokan cara merawat gigi setelah veener yaitu sebagai berikut:

  • Kurangi konsumsi makanan peninggal noda seperti seperti soda-sodaan, wine, teh, rokok, kopi (waduh, selamat tinggal nongkrong sambil ngopi-ngopi cantik) atau soto, opor (kuah kuning) terutama untuk kamu yang menggunakan direct veneer.
  • Apalagi untuk makanan bertekstur keras karena veneer gigi beresiko pecah bila terbentur keras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun