Mohon tunggu...
Lisa Novita Sari
Lisa Novita Sari Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Suka bercerita

Selanjutnya

Tutup

Diary

Zero Expectations, Biar Tidak Kecewa Terus

22 Februari 2024   08:16 Diperbarui: 22 Februari 2024   08:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setelah kemarin menggalaui diri saya sendiri karena sulitnya menjadi orang sabar, hari ini saya merenung lagi.

Bisa enggak sih jadi manusia dengan zero expectations? Alias 0 harapan. Nggak gampang berharap, jadi nggak gampang kecewa juga.

Ini karena saya tuh mudah sekali berharap, dalam hal sekecil apapun. Kemudian, saat suatu hal nggak berjalan seperti harapan saya, saya kecewa sendiri.

Bukan, ini bukan salah orang lain, tapi saya kecewa karena harapan yang saya khayalkan sendiri di dalam pikiran saya. Aduh, lebay, ya? Maaf, maaf.

Tapi....

Menurut saya, namanya manusia pasti tidak bisa lepas dari harapan atau angan-angan.


Dalam tiap peristiwa hidupnya, saya pikir pasti manusia punya rencana ideal menurut versinya, bagaimana harusnya sesuatu terjadi.

Tapi kalau kasusnya jadi sering kecewa macam saya, sepertinya itu sudah agak menjadi masalah.

Saya coba baca-baca tentang zero expectations ini, tentang bisa enggaknya menurunkan kadar angan-angan ini supaya saya enggak terlalu sensitif gitu, lho jadi orang.

1. Berekspektasi membuat rentan

Dari artikel di garyvaynerchuk.com yang saya baca, katanya ekspektasi atau harapan tuh bikin rentan. Rentan kecewa.

Jadi dia bilang, kalau mau berbuat baik tuh berbuat aja. Semata-mata karena rasa empati yang besar, tanpa harapan akan dibalas.

Di sumber yang ini, harapan yang dimaksud tuh orientasinya kepada orang lain. Berharap dapat balasan yang setimpal dengan kebaikan yang pernah dilakukan, misalnya begitu.

Ini memang ilmu dasar kehidupan, sih. Dari kecil kan pasti diajari untuk tidak mengharap imbalan, tapi saya belum lulus pelajaran ini sepertinya.

2.Kebiasaan mengharap-harap sesuatu itu bikin nggak bahagia

Artikel kedua yang saya baca ini openingnya sudah ekstrim. Dari healthshots.com, dia bilang kalau kebiasaan mematok ekspektasi apalagi yang nggak realistis tuh bikin hidup nggak bahagia. Sebab, saat harapan itu nggak terpenuhi, perasaan tuh jadi kesal dan sebel mulu.

Di sumber yang ini, sepertinya harapan ini ditujukan untuk diri sendiri, ya. Jadi nggak perlu memaksa diri untuk selalu bisa mencapai hal-hal yang wah dan terlalu muluk-muluk.

3.Pencapaian orang lain itu nggak harus jadi standar buat diri, kok

Stop membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang terlahir dengan bakat dan potensi masing-masing. Jadi, saat melihat keberhasilan orang lain, diri ini nggak harus bisa saklek jadi seperti itu juga.

Poin yang ini sepertinya agak cocok buat saya. Seringkali di sosial media seperti X, Instagram, atau lainnya banyak berseliweran konten-konten wah milik orang lain. Prestasi mereka, pencapaian mereka, dll.

Saya rasa akhir-akhir ini, terlalu banyak terpapar konten begitu kok nggak baik ya ke saya.

Bukan iri, ya, tapi begini....

Sekali dua kali oke sih, tapi ketika saya lihat terus, kok saya lama-lama jadi itu tadi, menjadikan standar orang lain itu untuk saya. Yang padahal itu nggak cocok.

Sumber daya mereka dan saya beda, kemampuannya beda, bakatnya beda, dan masih banyak beda-beda yang lain sehingga terlalu dicekoki dengan hal itu membuat saya merasa konten begitu tuh tidak aman untuk saya.

Saya jadi rendah diri, insecure, merasa kok aku nggak begitu, ya? Jadi kurang bersyukur juga. Lah, ini iri nggak sih jatuhnya? Hahaha, semoga tidak.

4.Kecewa saat orang lain nggak memenuhi harapan itu sifat wajar manusia, tetapi....

Tetapi diri tidak punya hak untuk berharap dari orang lain.

Setiap selesai berbuat kebaikan, ya sudah. Stop. Cukup. Yuk segera ganti aktivitas, supaya pikiran ini tidak sempat mengharap-harap timbal balik. (*berbicara pada cermin)

Jadi begitulah kira-kira catatan saya hari ini. Terima kasih sudah membaca.

Referensi:

1.https://garyvaynerchuk.com/  judul: How To Have Zero Expectations

2.https://www.healthshots.com/ judul: 5 Ways to Lower Your Expectations and Limit Your Disappointment

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun