Mohon tunggu...
Lisa Noor Humaidah
Lisa Noor Humaidah Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat buku dan tulisan

Tertarik pada ilmu sosial, sejarah, sastra dan cerita kehidupan. Bisa juga dijumpai di https://lisanoorhumaidah.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menghayati Hari Perempuan Internasional bersama "Frida Kahlo"

7 Maret 2020   20:43 Diperbarui: 9 Maret 2020   06:54 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://articulo.mercadolibre.com.co/

Setiap tanggal 8 Maret, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.

Sejarah Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day bermula dari aksi unjuk rasa kaum perempuan di New York yang dipimpin oleh Partai Sosialis Amerika tahun 1909 untuk menuntut hak berpendapat dan berpolitik. 

Aksi di New York itu memicu gerakan-gerakan serupa di beberapa negara Eropa pada 19 Maret 1909 dengan tujuan sama, yakni memperjuangkan hak pilih untuk kaum perempuan. Aksi-aksi ini melibatkan lebih dari satu juta orang dari seluruh dunia.

Pada bulan yang sama, Maret, terjadi kebakaran di New York yang menewaskan 146 orang buruh perempuan. Musibah ini sontak menjadi sorotan, termasuk kondisi dan perlakuan buruk yang dialami kaum buruh perempuan kala itu. Hal ini semakin menguatkan tekat bahwa kaum perempuan sedunia harus bergerak bersama demi kesetaraan dan perlakuan yang adil.

Tahun 1977, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian menetapkan Hari Perempuan Internasional sebagai salah satu upaya merefleksikan pencapaian yang telah diraih untuk kesetaraan perempuan dan laki-laki di seluruh dunia. Artikel selengkapnya tentang sejarah hari perempuan internasional dapat dibaca di sini.  

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional ini saya ingin berbagi tulisan singkat film tentang Frida Kahlo, pelukis asal Meksiko yang dikenal di dunia dan sering diangkat menjadi simbol dalam perayaan hari perempuan Internasional karena keberanian dan sikap kritisnya. 

Kahlo menghabiskan waktu beberapa dekade memproduksi karya-karya yang pertama kali meletakkan potret diri yang mengalami masalah-masalah psikhologis dan seringkali menyakitkan pada bagian hidupnya, namun ia tak berhenti untuk melawan.

Pada hari-hari terakhir hidupnya, ia secara politik terus aktif, di atas kursi roda menentang imperialisme Amerika. Tak kenal lelah walaupun kakinya pada akhirnya diamputasi dan kondisi kesehatan yang terus memburuk. Kahlo meninggal pada tahun 1954 pada usia 47 tahun.

Film tentang Frida Kahlo  

Film Frida diproduksi tahun 2002. Frida adalah film seorang pelukis Meksiko tersohor di abad 20-an bernama Frida Kahlo. Lukisan-lukisannya bergaya realis karena dia berusaha menampilkan subjek sebagaimana kehidupan sehari-hari tanpa membutuhkan interpretasi tertentu. 

Tapi juga surrealis yang mengeksplorasi sesuatu kesadaran yang tersembunyi, sesuatu yang aneh serta pertemuan yang tidak diharapkan antara sisi impian dan pengalaman di dunia nyata.  

Sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar dalam pengetahuan dan pemahaman manusia. Tapi juga kadang-kadang menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan oleh orang yang melihatnya tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
 
Melalui lukisan-lukisan itu dia ingin menunjukan kisah hidupnya yang tragis dan juga penuh semangat pemberontakan. Komentar di akhir film, lukisannya provokative, berani dan keras, terutama sebetulnya letaknya pada tragedi hidupnya yang disebabkan oleh dua hal: kecelakaan tram yang semakin melumpuhkan kakinya yang telah kena polio waktu ia masih kecil dan hubungannya dengan Diego Rivera, seorang pelukis Mural dan seorang pendukung komunis yang aktif.

Bagi saya, yang terakhir itu yang sebetulnya menjadi esensi film ini, sebuah hubungan dengan bumbu cinta, gairah, memang selalu luar biasa.

Film ini menggambarkan betapa hasrat dan passion Frida untuk Diego Rivera. Seorang laki-laki tinggi besar (karena Frida memanggilnya raksasa) - flamboyan yang dikelilingi banyak perempuan karena kekuatan lukisan dan politiknya. Laki-laki yang beranak istri, yang hampir selalu berhubungan sex dengan model Muralnya. Meskipun akhirnya mereka bercerai, sang istri tetap membanggakannya sebagai laki-laki yang pernah menikahinya.

Frida menikah dengan Diego dengan gambaran ketergantungan sensasi ciri khas cinta dibumbui dengan persekutuan dan perjuangan ideologi kaum sosialis-komunis. Fenomena gelora politik di Meksiko waktu itu di tahun 30-an.

Inti film berikutnya, walaupun seringkali menggambarkan sesuatu yang sentimentil dan bergantungnya Frida pada Diego misalnya tuntutan loyal Frida pada Diego, dan tentu saja loyal itu tidak mungkin karena Diego tetap laki-laki pujaan banyak perempuan. 

Dan yang membuat hidup Frida semakin dramatis, adalah ketika Frida memergoki Diego bercinta sama kakak kandungnya yang dilukis Diego di rumah mereka berdua.
 
Dalam tiap kekecewaan dan ketragisan yang ditemui, Frida menunjukan kekuatan dan passion yang dia bebaskan melalui lukisan maupun perilaku seksnya. Urusan seks ini mungkin gambaran upaya pembebasan dan pemberontakan dirinya dari Diego, misalnya dia lampiaskan bersama perempuan. 

Walaupun dia berhubungan dan bercinta juga dengan Leon Trostky, seseorang yang sangat dikagumi Diego dan difasilitasi pelarian politiknya di Meksiko oleh Diego. Mungkin gambaran pemberontakan dari Diego semakin pas karena dia melakukan sama orang yang sangat dihormati Diego secara politik dan ideologis.
 
Yang saya suka dari film ini, passion dan gairah itu yang terasa begitu dalam ketika dia bersama orang yang dekat di hati dan jiwanya. Walaupun Diego adalah salah satu kemalangan dalam hidupnya, dia berhasil keluarkan dengan kekuatan lukisannya yang provokatif, dengan warna dan gambaran yang dramatis.
 
Kemanapun Frida pergi dia akan mengirim surat ke Diego yang selalu ada dalam hati dan jiwanya, mereka juga saling mencari. Bahkan digambarkan pada saat dia terakhir menikmati sisa hidup karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya, Diego ada di sampingnya. 

Esensinya cinta yang tak bersyarat, hanya tentang kebutuhan dan keterpautan rasa yang mampu menepikan apapun itu. Pada titik ini hampir tidak ada yang perlu dijelaskan lagi.

Film ini mampu menggambarkan siapa itu Frida Kahlo dengan acting yang super ciamik dari Salma Hayek sebagai pemeran Kahlo yang mendapatkan nominasi Oscar.

Dalam beberapa review, jalan cerita film ini dianggap lamban dengan penggambaran hal-hal tragis dan menyedihkan namun film ini sangat berwarna dan sangat menghibur untuk ditonton. Untuk lebih menghayati bagaimana hari Perempuan Internasional diperingati, film ini bisa menjadi salah satu pilihan anda:-)

Selamat Hari Perempuan Internasional!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun