Angela misalnya, banyak orang membicarakan rekam jejak dirinya di media sosial. Sebelumnya dia menjabat sebagai wakil direktur utama RCTI dan GTV dan dalam kepartaian dia menjabat sebagai wakil Sekjen Partai Perindo. Dan semua itu memliki satu kesamaan yaitu, yang menguasai semua itu adalah ayahnya sendiri yang dikenal sebagai pendukung setia Joko Widodo.
Begitu pula dengan Putri dan Diaz. Ayah putri adalah Chairul Tanjung yang digosipkan dekat dengan Jokowi ketika Pilpres 2019 karena sempat akan memanangan posisi menjadi ketua rim pemenangan Jokowi-Ma'ruf meskipun posisi tersebut didapatkan oleh Erick Thohir. Sedangkan ayah Diaz yaitu A.M Hendropriyono pernah menjadi tim sukses Jokowi pada pilpres 2014.
Memang tidak semua orang berfikir demikian. Namun tetap saja kita harus tetap berhati-hati karena bila hal diatas terjadi bukan karena kebetulan melainkan memang karena terjadi oligarki dan politik turun-temurun alias nepotisme, maka itu sangat bertentangan dengan semangat demokrasi.
Bayangkan ketika ada banyak orang yang berjuang untuk membuktikan kapabilitas dan mendapatkan jejak rekaman di bidang politik yang baik dalam waktu yang tidaklah singkat 8direbut posisinya oleh orang-orang kaya yang baru menginjakan kaki dalam dunia perpolitikan karena orang tua mereka adalah bagian dari oligarki, sangat tidak adil bukan?
Untuk itu, nepotisme dalam bentuk apa pun harus selalu kita waspadai untuk menjaga semangat demokrasi dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
*Penulis adalah mahasiswa semester 1, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA