Mohon tunggu...
Lisa Puspa Karmila
Lisa Puspa Karmila Mohon Tunggu... Universitas Indonesia

Bidan yang kadang menulis, kadang bercerita. Tidak selalu menulis, tapi percaya setiap tulisan bisa jadi ruang berbagi pengalaman dan ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vape: Bom Waktu yang Lagi Digemari Anak Muda

23 September 2025   21:32 Diperbarui: 23 September 2025   21:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang memegang Vape (Sumber: pexels.com|Renz)

Beberapa tahun terakhir, rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vape jadi tren di kalangan anak muda. Banyak yang percaya kalau vape lebih aman dibanding rokok biasa. Alasannya? Katanya vape tidak membakar tembakau, hanya menghasilkan uap, dan bahkan ada varian bebas nikotin.

Tapi, apakah benar begitu?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PubMed (Palamidas et al.) justru menunjukkan hal sebaliknya. Hanya dengan penggunaan jangka pendek, rokok elektrik sudah memberikan dampak negatif pada kesehatan paru dan tubuh.

 

Apa Itu Rokok Elektrik (Vape)?

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan (liquid) yang berisi nikotin, perasa (flavour), propilen glikol, gliserin, serta berbagai zat kimia lainnya. Cairan ini kemudian berubah menjadi aerosol (sering disebut "uap"), yang kemudian dihirup pengguna.

Karena tidak ada proses pembakaran tembakau, banyak orang mengira vape lebih aman. Padahal, justru kandungan nikotin dan bahan kimia tambahan dalam aerosol itulah yang bisa merusak kesehatan.

Fakta dari Penelitian Palamidas dkk.

Penelitian ini mengamati efek pemakaian rokok elektrik jangka pendek pada orang dengan kondisi berbeda: penderita asma, penderita COPD (penyakit paru obstruktif kronik), perokok sehat, dan bahkan orang yang sama sekali tidak pernah merokok.

Metode yang dipakai cukup detail: mereka menilai gejala pernapasan, detak jantung, kadar oksigen darah, fungsi paru (airway resistance/Raw dan specific airway conductance/sGaw), hingga pola napas. 

Hasil yang ditemukan cukup mengejutkan:

  • Mayoritas peserta mengalami batuk akut segera setelah vaping.

  • Detak jantung meningkat di hampir semua kelompok (kecuali penderita COPD).

  • Kadar oksigen darah menurun pada perokok sehat & penderita COPD.

  • Airway resistance (Raw) meningkat pada penderita asma, perokok sehat, dan bahkan orang sehat yang tidak pernah merokok.

  • sGaw menurun pada orang sehat.

  • Pada penderita asma, pola napas ikut berubah.

  • Bahkan penggunaan vape tanpa nikotin tetap meningkatkan Raw dan menurunkan sGaw pada orang sehat yang sebelumnya tidak merokok.

Kenapa Hasil Ini Penting?

Penelitian ini membuktikan bahwa efek negatif rokok elektrik bisa muncul seketika, tidak harus menunggu bertahun-tahun. Fakta bahwa orang sehat maupun bukan perokok bisa langsung terdampak membantah klaim bahwa vape aman.

Lebih mengkhawatirkan lagi, vape tanpa nikotin pun ternyata tetap mengganggu fungsi paru. Jadi, bukan hanya nikotinnya yang berbahaya, tetapi juga aerosol dan zat kimia dalam cairan vape.

Dalam kutipan Detik Health Wakil menteri kesehatan juga pernah menyatakan "Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional. Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik, dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik,".

Implikasi Kesehatan Jangka Panjang 

Kalau pemakaian jangka pendek saja sudah menyebabkan batuk, penurunan oksigen, dan gangguan fungsi paru, bisa dibayangkan risiko jangka panjangnya:

  • Penyakit paru kronis (seperti PPOK dan bronkitis).

  • Kanker paru-paru.

  • Masalah kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

  • Risiko tinggi bagi penderita asma dan COPD.

  • Bahaya perokok pasif, karena orang sekitar juga menghirup aerosol dari vape.

Dan faktanya justru banyak pengguna rokok elektrik berasal dari kalangan anak muda. Padahal mereka ini lah yang seharusnya menyiapkan diri untuk masa depan. Kalau sejak remaja tubuh sudah terbebani risiko penyakit kronis akibat vaping, jelas akan mengganggu kualitas hidup, produktivitas, bahkan cita-cita yang ingin dicapai. Lebih jauh lagi, dampaknya bisa meluas ke kualitas generasi bangsa di masa depan.

Penutup: "Lebih Aman" Bukan Berarti Aman

Industri rokok elektrik terkadang memasarkan produknya sebagai alternatif yang lebih sehat. Sayangnya, hasil riset justru menunjukkan bahwa klaim ini hanyalah mitos.

Jika dalam hitungan menit saja paru-paru sudah "protes", bagaimana kalau dipakai bertahun-tahun? Jawabannya jelas: risiko penyakit serius tidak bisa dihindari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun