Mohon tunggu...
Lintang Gantari Kristin P
Lintang Gantari Kristin P Mohon Tunggu... Mahasiswa Arkeologi yang suka jalan-jalan

Punya background sebagai mahasiswa Arkeologi, aku suka jalan-jalan dan riset tipis-tipis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konservasi Fosil di Desa Sadi: Kolaborasi Tim KKN-PPM UGM dan Warga Jaga Warisan Masa Lampau

18 Agustus 2025   22:51 Diperbarui: 18 Agustus 2025   23:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Konservasi Fosil Milik Warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Belu -- Di balik rumah-rumah sederhana di Desa Sadi, Kabupaten Belu, tersimpan benda yang tak biasa: fosil fauna. Fosil-fosil ini sudah lama menjadi bagian dari kehidupan warga, meski belum sepenuhnya disadari nilai pentingnya. Melihat potensi tersebut, tim KKN PPM UGM Halo Belu yang ditempatkan di Desa Sadi berinisiatif melakukan konservasi fosil sebagai salah satu program kerja.

Program ini digagas oleh dua mahasiswa, Lintang Gantari dan Fenny Naomi, yang terjun langsung ke rumah-rumah warga selama masa KKN (Juni-Agustus 2025). Mereka membersihkan fosil dari debu dan lumut, menyediakan fasilitas boks kontainer, plastik klip, dan silica gel untuk penyimpanan fosil, serta memberikan edukasi sederhana tentang cara penyimpanan agar lebih tahan lama. Tujuannya jelas: menjaga warisan masa lampau ini tetap terpelihara untuk generasi mendatang.

"Kalau dijaga begini, fosilnya bisa awet untuk anak cucu," ungkap salah seorang warga dengan senyum lega saat menyaksikan proses konservasi. Respon masyarakat memang sangat positif. Mereka merasa terbantu sekaligus bangga karena fosil yang selama ini hanya tersimpan di sudut rumah kini mulai diperlakukan sebagai bagian penting dari identitas desa.

Konservasi di Rumah Warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Konservasi di Rumah Warga (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bagi Lintang dan Fenny, kegiatan konservasi ini bukan sekadar program kerja KKN. Ada rasa haru saat melihat bagaimana warga ikut terlibat dan bersemangat menjaga fosil mereka. "Kami ingin warisan ini tidak hanya menjadi cerita masa lalu, tetapi juga modal bagi Desa Sadi untuk masa depan, khususnya untuk kemajuan wisata dan identitas desa," ujar mereka.

Upaya konservasi fosil di Desa Sadi menjadi bukti bahwa pengabdian mahasiswa tidak selalu harus dalam bentuk besar dan rumit. Terkadang, langkah sederhana seperti membersihkan dan merawat fosil bisa membuka jalan bagi pelestarian yang lebih luas. Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bersama bahwa warisan purba bukan hanya milik masa lalu, tapi juga titipan berharga untuk anak cucu di kemudian hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun