Mohon tunggu...
Linda Khaerani
Linda Khaerani Mohon Tunggu... -

Kp. Nagrak - Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Masbuk Mendapatkan Imam Sedang Ruku

27 Februari 2015   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Batasan Ruku’ & Raka’at:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: خَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ مُنَادِيًا يُنَادِيْ الصَّلاَةُ جَامِعَةٌ فَقَامَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رُكُوعَاتٍ فِيْ رَكَعَتَيْنِ وَ أَرْبَعَ سَجَدَاتٍ. متفق عليه. نيل الأوطار 4: 13.

Dari Aisyah berkata: “Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Saw. Kemudian beliau mengutus seseorang yang menyeru “Ashalatu jami’ah” ,kemudian beliau ruku’ empat kali dan sujud empat kali dalam dua raka’at”.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ ص دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ص فَرَدَّ النَّبِيُّ ص عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ: إِرْجِعْ فَصَّلِ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ. فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَ: إِرْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ (ثَلاَثًا). فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي. قَالَ: إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبَّرَ ثُمَّ القْرَأْ مَاتَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ افْعَلْ ذَالِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا. البخاري، فتح الباري 2: 277.

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Nabi Saw. Masuk kedalam mesjid, kemudian seorang laki-laki datang lantas shalat kemudian datang dan salam kepada Nabi Saw. Nabi Saw. Membalas salamnya kemudian bersabda: “Kembalilah shalat sesungguhnya kamu tidak shalat”. Kemudian dia shalat, lantas datang dan salam kepada Nabi Saw. Beliau bersabda: “kembalilah shalat sesungguhnya kamu tidak shalat, tiga kali mengulangi demikian” . Kemudian dia berkata: “Demi Dzat yang mengutusmu dengan hak, aku tidak bisa melakukan yang baik selain itu, maka ajarilah saya”. Beliau bersabda: “Apabila kamu shalat hendaklah takbir, kemudian bacalah alquran yang ringan, yang kamu hafal, kemudian ruku’lah sehingga tentram, kemudian bangkit sehingga tentram dudukmu, kemudian sujud sehingga tentram sujudmu, kemudian lakukanlah yang demikian itu dalam seluruh shalatmu (raka’at)”.

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَامِتِ أَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَصَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. رواه الجماعة، نيل الأوطار. 2: 229).

Dari Ubadah bin Shamit, sesungguhnya Nabi Saw. Bersabda: “Tidak sah raka’at (shalat) orang yang tidak membaca al-Fatihah”.

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِيِّ ص وَهُوَ رَاكِعٌ فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَفِّ فَذَكَرَ ذَالِكَ لِلنَّبِيِّ ص فَقَالَ: "زَادَكَ اللهُ حِرْصًا وَلاَتَعُدْ". البخاري، فتح الباري. 2: 267.

Dari Abu Bakrah sesungguhnya dia sampai kepada Nabi saw. Ketika beliau sedang ruku’, kemudian dia ruku’ sebelum sampai ke shaf. Lantas dia menerangkan hal itu kepada Nabi saw. Beliau bersabda: “Semoga Allah menambahmu semangat. Namun jangan kamu ulangi (hal itu)”.

قَالَ ابْنُ المُنِيْرِ: صَوَّبَ النَّبِيُّ ص فَعَلَ أَبِيْ بَكْرَةَ مِنَ الْجِهَّةِ العَامَّةِ وَهِيَ الحِرْصُ عَلَى إِدْرَاكِ فَضِيْلَةِ الجَمَاعَةِ، وَخَطَأَهُ مِنَ الْجِهَّةِ الخَاصَّةِ. فتح الباري، 2: 268.

Ibnu al-Munir berkata: “Nabi saw. Membenarkan pekerjaan Abi Bakrah dari ayahnya yang umum, yaitu semangat untuk mendapatkan fadlilah berjama’ah dan menyalahkannya dari arah yang khusus”.

أَنَّ ذَالِكَ الْفِعْلَ كَانَ جَائِزًا ثُمَّ وَرَدَ النَّهْيُ عَنْهُ بِقَوْلِهِ لاَتَعُدْ فَلاَ يَجُوْزُ العَوْدُ إِلَى مَانَهَى عَنْهُ النَّبِيُّ. فتح الباري. 2: 269.

Sesungguhnya pekerjaan demikian itu adalah boleh kemudian datang larangan dengan sabdanya “Jangan kau ulangi” maka jangan mengulangi yang dilarang oleh Nabi saw.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص: إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَكِيْنَةٍ وَالوَقَارِ وَلاَتَسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَافَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. فتح الباري. 2: 117.

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Bersabda: “Apabila kamu mendengar iqamah maka hendaklah berjalan ke tempat shalat dengan tenang, jangan tergesa-gesa maka apa yang dapatkan (imam) maka hendaklah kamu shalat (sebagaimana imam yang kamu dapatkan) dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah”.

وَاسْتُدِلِّ بِهَذَا الْحَدِيْثِ عَلَى حُصُولِ فَضِيْلَةِ الجَمَاعَةِ بِإِدْرَاكِ جُزْءٍ مِنَ الصَّلاَةِ. فتح الباري. 2: 118.

Dengan hadits ini diambil dalil akan tercapainya keutamaaan berjama’ah dengan sebab mendapatkan bagian dari shalat itu.

وَاسْتُدِلِّ بِهِ عَلَى أَنَّ مَنْ أَدْرَكَ الإِمَامَ رُكُوعًا لَمْ تُحْسَبْ تِلْكَ الرَكْعَةُ لِلأَمْرِ بِإِتْمَامِ ماَفاَتَهُ. لِأَنَّهُ فَاتَهُ الوُقُوفُ وَالْقِرَءَةُ فِيْهِ. فتح الباري. 2: 119.

Dan diambil dalil dengannya bahwa orang yang mendapatkan imam dalam ruku’ maka tidak dihitung raka’at itu, berdasarkan perintah menyempurnakan yang tertinggal, karena orang itu tertinggal berdiri dan bacaan (al-Fatihah) padanya.

Kesimpulan:

1.Adanya perbedaan istilah raka’at dan ruku’.

2.Yang dimaksud raka’at ialah: qiyam (baca alfatihah), ruku’, ‘itidal ruku, sujud, ‘itidal sujud dan sujud.

3.Ungkapan shalat sewaktu-waktu maknanya adalah raka’at berdasarkan qarinah.

4.Tertinggal salah satu rukun raka’at, maka raka’at itu tidak sah.

5.Ma’mum mendapatkan imam sedang ruku’, tertinggal qiyam (bacaan alfatihah) maka harus menyepurnakan ketertinggalan raka’at itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun