Film horor yang bernuansa boneka selalu menjadi film yang menarik buat saya. Arwah yang ada dan merasuk dalam entitas boneka menjadi salah satu bentuk kengerian tersendiri yang berbeda dan unik. Film horor dengan judul Dollhouse asal negeri sakura ini baru tayang tanggal 17 September 2025 di Cinepolis.
Kalau berdasarkan sinopsisnya, boneka kuno sengaja dibeli oleh seorang ibu yang kehilangan anaknya, dan menjadikan bonekanya sebagai ganti dari anaknya. Namun, setelah itu satu per satu terror mulai datang dan menghantui keluarga tersebut. Saya tentu tidak akan membahas lebih jauh mengenai isi filmnnya, karena akan jauh lebih seru kalau kalian bisa langsung nonton dan rasakan sendiri kengerian terror yang disajikan per setiap adegannya.
Film horor yang mengusung boneka menjadi media hantunya ada beberapa yang familiar di benak saya. Misalnya ada Annabelle yang terkenal lewat film The Conjuring dan boneka Chucky dengan judul film Child's Play. Para boneka-boneka ini menyajikan kisah yang berbeda dan umumnya kelam tentang bagaimana akhirnya mereka bisa menjadi boneka yang mengerikan dan meneror manusia. Beberapa diantaranya mengambil dari kisah atau kepercayaan atau budaya lokal setempat.
Sebagai salah satunya, boneka dalam budaya Jepang dapat digunakan dalam beberapa festival tertentu misalnya Hinamatsuri, yang bertujuan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Jadi kalau dalam satu keluarga ada anak perempuannya, maka biasanya keluarga tersebut akan menyiapkan satu set Hinaningyo (boneka festival) yang akan dipajang berdasarkan urutan tertentu pada hari festival pada setiap tanggal 3 Maret di setiap tahunnya. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Jepang, sehari setelah perayaan Hinamatsuri, semua boneka harus kembali dimasukkan dalam kotak penyimpanan, atau nanti akan dirasuki oleh roh-roh jahat yang akan memberikan kesialan bagi keluarga yang lalai tersebut.
Kalau dari film Dollhouse ini, bonekanya juga mulanya dibeli oleh sang ibu dalam kotak tertutup yang ditempeli banyak kertas yang bertuliskan aksara yang tidak dapat ia pahami, dengan rambut dan kuku yang terus memanjang. Kalau berdasarkan legenda urban yang ada dan berkembang sejak dulu, ada juga boneka Okiku yang dipercaya dirasuki oleh anak perempuan bernama Kikuko yang rambut bonekanya ini terus memanjang setiap tahun. Saat ini bonekanya disimpan di Kuil Mannenji di Hokkaido. Legenda urban lainnya adalah Mary-San, ada seorang gadis yang konon katanya mendapatkan telepon misterius dari boneka kesayangannya. Nah, mungkin kisah dari Dollhouse ini juga mengambil inspirasi dari legenda urban Jepang ini.
Selain itu, ada satu prosesi yang ada di dalam film Dollhouse yaitu kremasi boneka yang ternyata juga masih dilakukan di jepang sebagai salah satu ritual di kuil, namanya "Ningyo Kuyo" yang artinya "penghormatan kepada boneka". Ritual ini dijalankan oleh masyarakat karena boneka dipercaya bisa memiliki jiwa atau arwah (Tamashii). Bonekanya bisa dibakar atau dilarung dengan harapan dapat mengantar arwahnya dengan baik, memohon agar nasib buruk pemiliknya terbawa dan juga sebagai ungkapan terima kasih. Biasanya boneka yang dibawa untuk prosesi Ningyo Kuyo adalah boneka yang disayangi, karena dengan membuangnya secara langsung adalah seperti menunjukan sikap tidak hormat pada boneka yang telah memberikan kenangan selama waktu tertentu. Boneka yang dibawa ke kuil ini akan diserahkan kepada biksu dan dibacakan doa khusus yang mengantarkan arwah bonekanya kepada Dewi Kannon.
Nah, jadi berkat nonton Dollhouse, saya jadi banyak dapat insight nih tentang cerita urban legend berbau boneka dan ritual khusus boneka di Jepang. Menarik banget dan membuka wawasan, disamping filmnya yang seru dan menegangkan membuat saya berteriak terkejut beberapa kali, kisah yang disajikan juga cukup segar idenya dan membuat kita tidak bosan dengan alurnya. Kalau kalian suka film horor yang mempunyai pesan moral, saya rekomen banget film Dollhouse ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI