Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wajah Baru FFI 2018 "Mencari Mahakarya Batasnya Hanya Kualitas"

8 Oktober 2018   15:50 Diperbarui: 8 Oktober 2018   17:19 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malam Launching FFI 2018-2020 (Dok. Pri)

Para pegiat di bidang industri film boleh jadi merasa "deg-deg serr" menanti nominasi penghargaan Piala Citra 2018. Sebagai ajang penganugerahan film paling bergengsi di Indonesia, piala citra menjadi tolok ukur kualitas film dari masa ke masa. 

Bisa masuk nominasi saja bukan main susahnya, apalagi kalau bisa dapat piala citra, wah rasanya luar biasa deh. Masih terekam jelas dalam ingatan kita ketika nominasi Piala Citra 2017 diumumkan, kurang lebih dari puluhan film yang masuk dalam nominasi, piala bergengsi ini berhasil dimenangkan oleh beberapa film yaitu Night Bus, Posesif dan Pengabdi Setan dengan jumlah penghargaan terbanyak. 

Tentunya salah satu film yang saya jagokan yaitu Night Bus menjadi jawara sebagai kategori film terbaik. Uniknya juga penghargaan piala citra bertambah 1 kategori yaitu penata rias terbaik, sehingga total menjadi 23 kategori pemenang.

Tahun ini tentu dinantikan juga oleh seluruh jagat pelaku film Indonesia. Tahun ini Festival Film Indonesia (FFI) akan kembali digelar dengan wajah dan tampilan baru. 

Sekedar informasi, Festival Film Indonesia (FFI) bukanlah program baru di Indonesia. Sejak dimulai pada tahun 1955, FFI telah menjadi "penentu kualitas" perfilman di Indonesia.

 Selama 63 tahun Komite FFI telah bekerja untuk menyeleksi dan menilai kualitas film Indonesia, utamanya adalah film yang diangkat ke layar lebar. Adapun beberapa kategori piala citra terbagi menjadi 23 kategori yaitu: film terbaik, sutradara terbaik, pemeran utama pria dan wanita terbaik, pemeran pendukung pria dan wanita terbaik, skenario asli terbaik, skenario adaptasi terbaik, film dokumenter panjang dan pendek terbaik, film pendek terbaik, film animasi pendek terbaik, penata musik terbaik, lagu tema terbaik, penata suara terbaik, pemeran anak terbaik, pengarah artistic terbaik, pengarah sinematografi terbaik, penata rias terbaik, penata busana terbaik, penyunting gambar terbaik, penata efek visual terbaik, dan penghargaan pengabdian seumur hidup. Wah, jadi tidak sabar rasanya!


Komite Tetap FFI 2018-2020

Komik Kompasiana menjadi salah satu media yang diundang pada Malam Launching FFI 2018 (Dok. Pri)
Komik Kompasiana menjadi salah satu media yang diundang pada Malam Launching FFI 2018 (Dok. Pri)
Tim Komik Kompasiana mendapatkan kesempatan sebagai salah satu undangan media untuk melakukan liputan di acara Launching Festival Fim Indonesia (FFI) 2018 yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2018 berlokasi di Metropole XXI, Jakarta Pusat. 

Pada saat pembukaan Launching FFI 2018 diberikan slot istimewa untuk sesi kata sambutan kepada Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Bapak Triawan Munaf, Sekretaris Jendral Kemendikbud Bapak Didik Suhardi, dan Plt Ketua BPI Ibu Dewi Umaya. 

Turut hadir pula Direktur Jenderal Kemendikbud Bapak Hilmar Farid, tamu undangan perwakilan asosiasi profesi, beberapa artis dan para awak media. 

Komite FFI biasanya bekerja selama satu tahun. Namun, terhitung mulai 1 Oktober 2018 melalui Surat Keputusan (SK) Ketua Umum BPI dibentuk Komite FFI dengan masa kerja selama tiga tahun (2018-2020). Adapun acara sambutan pertama diberikan oleh Lukman Sardi dan sekaligus memperkenalkan Komite FFI 2018-2020 dihadapan para tamu undangan dan para media.

Ketua FFI periode 2018-2020 ini merupakan sosok yang menjadi pemeran dalam film "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata, yaitu Lukman Sardi. Anak dari Idris Sardi ini tidak bekerja sendirian, ia dibantu oleh Catherine Keng (Sekretaris), Edwin Nazir (Keuangan dan pengembangan Usaha), Lasja F. Susatyo (Program), Nia Dinata (Penjurian), dan Coki Singgih (Komunikasi).

 Pria yang memainkan peran sebagai Ikal di Film Laskar Pelangi ini menyatakan bahwa FFI tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang komitenya berubah setiap tahun, adapun program kerja komite 2018 ini akan berjalan selama 3 tahun sampai tahun 2020. 

Melalui program kerja 3 tahun ini, Lukman Sardi juga membicarakan rencana melibatkan semua stakeholder termasuk sekolah dan komunitas. Lukman Sardi berpendapat bahwa literasi film terutama ke pendidik masih kurang oleh karena itu Lukman ingin meningkatkan literasi melalui film.

Program Tahunan FFI 2018-2020

Melalui struktur komite FFI 2018-2020 tentunya ada banyak agenda yang telah direncanakan untuk dieksekusi, tentunya dengan melibatkan kerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk pengembangan ekosistem, Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud untuk pembinaan, Lembaga Sensor Film untuk perlindungan masyarakat, Badan Perfilman Indonesia sebagai peran serta masyakarat. 

Lembaga pendidikan untuk kajian dan pendidikan, asosiasi profesi untuk meningkatkan profesionalisme, komunitas untuk pengembangan potensi masyarakat, bioskop atau ruang putar sebagai sarana distribusi film, media sebagai media promosi dan apresiasi, LSP Kreator Film untuk sertifikasi kompetensi, akatara yang membantu pembiayaan perfilman, Komisi Film Daerah yang menunjang untuk layanan syuting dan masih banyak lainnya.

Program yang disusun oleh Komite FFI dibagi menjadi 3 yaitu program pendek, menengah dan panjang. Salah satu program yang paling dekat yaitu Piala Citra 2018 yang akan dilakukan dalam 3 bulan ke depan. Selanjutnya program yang direncanakan meliputi:

  • Kanonisasi Film Indonesia : Program ini dilakukan dengan menyusun daftar kanon film Indonesia sepanjang masa.
  • Masterclass: Program ini ditujukan bagi film yang masu kategori nominee atau pemenang Piala Citra untuk mendapatkan pelatihan tingkat ahli.
  • Pembiayaan perfilman : Program ini dibuat khusus untuk proyek film dengan fokus eksperimentasi dan pengembangan estetika film.
  • Kolaborasi komunitas : Program ini ditujukan bagi para komunitas yang menjadi ujung tombak dalam peningkatan kualitas film Indonesia, khususnya dalam bidang produksi, eksibisi, festival dan apresiasi.
  • Market Screening/Showcase : Program ini akan menayangkan film-film nominasi FFI dan film Indonesia yang berkualitas baik kepada distributor, sales, agent, buyer, atau programmer festival luar negeri.
  • Literasi dan Apresiasi publik : Program ini dijalankan untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat membaca dan mengapresiasi film-film berkualitas baik.

Piala Citra 2018: "Mencari Mahakarya Batasnya Hanya Kualitas"

 

Konferensi Pers Launching FFI 2018-2020 (Dok. Pri)
Konferensi Pers Launching FFI 2018-2020 (Dok. Pri)

Proses penilaian dan standar penilaian selalu menimbulkan rasa "penasaran" yang besar bagi setiap insan di dunia film Indonesia. Merujuk pada tema piala citra 2018: "Mencari Mahakarya Batasnya Hanya Kualitas" seolah menjadi hukum mutlak bahwa kali ini penilaian akan dilakukan dengan lebih detail dan professional. 

Di hadapan para awak media saat konfrensi pers Launching Festival Film Indonesia, pria kelahiran 14 Juli 1971 ini menyatakan bahwa untuk dewan tim penjurian akan dilakukan oleh asosiasi profesi dengan spesifikasi keahlian dan kualifikasi tertentu melalui proses seleksi internal. 

Beliau menjelaskan misalnya untuk penilaian kualitas editing film, maka akan ditunjuk asosiasi professional di bidang editing film untuk menyeleksi dan memberikan penilaian. 

Dalam rangka mencari mahakarya yang berkualitas terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai acuan penilaian yaitu gagasan dan tema, kualitas estetika dan profesionalisme. Hal ini sangat ditekankan karena mengingat belum tentu film yang sukses secara komersil menjamin kualitas estetik filmnya juga tinggi.

Adapun tahap penjurian oleh asosiasi profesi dan komunitas berlangsung selama hampir 1 bulan yaitu tanggal 2-25 Oktober 2018. Lukman Sardi menegaskan bahwa semua film Indonesia yang sudah tayang di bioskop berbayar selama periode 1 Januari -- 30 September 2018 walaupun hanya tayang sehari dapat diikutkan dalam seleksi nominasi Piala Citra 2018. 

Pengumuman nominasi rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 6 November 2018 di TIM Jakarta. Setelah proses penjurian, pengumuman nominasi, tahap akhirnya yaitu pengumuman pemenang piala citra 2018 pada Malam Anugerah akan dilaksanakan pada bulan Desember 2018. Wah, panjang juga prosesnya ya dengan tenggat waktu dalam hitungan 3 bulan ini. 

Para insan film juga tak perlu khawatir, sebab seluruh proses penjurian akan diawasi oleh Deloitte Consulting sebagai pengawas konsultan publik independen. Wah, jadi tak sabar untuk menantikan nominasi Piala Citra 2018. Semoga Komite FFI 2018-2020 dan tim juri dapat bekerja dengan baik untuk menentukan karya film Indonesia yang berkualitas dan memiliki nilai estetika yang tinggi.

Berikut cuplikan Konferensi Pers Launching FFI 2018:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun