Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jelajah Cikini-Menteng: Napak Tilas Warisan Masa Kolonial

26 Juni 2017   04:41 Diperbarui: 26 Juni 2017   09:33 2653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibukota Jakarta terkenal sebagai Kota Metropolitan, namun masih menyimpan “jejak peninggalan” masa lalu yang hingga kini masih dijaga dan dilestarikan. Walaupun beberapa gedung atau lokasi sudah mengalami pemugaran atau renovasi, tetapi nilai historisnya masih dipertahankan.

Kali ini saya melakukan napak tilas ke beberapa situs peninggalan Londo. Perjalanan saya menyusuri tempat dibawah ini tidaklah dalam suatu waktu, semuanya memiliki latar cerita berbeda yang menjadi kenangan unik bagi saya.

1. Lembaga Eijkman

Lembaga Eijkman (Sumber: gettyimages.dk)
Lembaga Eijkman (Sumber: gettyimages.dk)
Pertama kali saya berkunjung ke sini karena saya mengikuti kegiatan Novartis Biocamp tahun 2015. Bangunan ini kental dengan nuansa kolonial dengan langit-langit setinggi kurang lebih hampir 6 meter. Lembaga Eijkman ini merupakan salah satu lembaga penelitian pemerintah yang bekerjasama dengan Ristekdikti yang menyelenggarakan penelitian dasar bidang biologi molekuler medik dan bioteknologi. Kunjungan ke Lembaga Eijkman sangat berkesan bagi saya, karena saya melihat banyak penelitian terkait DNA dengan peralatan laboratorium yang lengkap dan mutakhir berada di ruangan-ruangan lawas kolonial ini.

 Ternyata, asal muasal nama lembaga ini terinspirasi dari Christiaan Eijkman, seorang ilmuwan peraih nobel, kelahiran Belanda yang meneliti penyakit beri-beri di institut ini pada akhir abad 19, sehingga ditemukanlah vitamin B1 untuk menyembuhkan penyakit beri-beri. Lembaga Eijkman aslinya berdiri pada tahun 1888. 

Mulanya bernama Laboratorium voor Pathologische Anatomie en Bacteriologie (laboratorium penelitian patologi dan bakteriologi) dan berlokasi di lokasi yang sekarang menjadi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Gedung ini kemudian pindah ke Salemba dan arsitek perancang gedung Eijkman ini adalah Von Essen. Gedung Eijkman berlanggam Nieuwkunst, yaitu gaya arsitektur yang sedang berkembang pada abad 19 ke abad 20.

2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Sumber: PictaStar.com-Robby Hertanto))
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Sumber: PictaStar.com-Robby Hertanto))
Nah, gedung ini punya kisah tersendiri yang spesial. Di sinilah saya bekerja saat ini. Bangunan ini juga sudah berumur ratusan tahun. Arsitek yang merancang FKUI adalah orang yang sama dengan arsitek Lembaga Eijkman yaitu Von Essen. FKUI dibangun pada tahun 1898 yang dikenal dengan nama STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) merupakan sekolah kedokteran pertama di Indonesia. Bangunan asli peninggalan jaman Belanda hingga kini masih dipertahankan kelestariannya. 

Langit-langit yang tinggi, pintu dan jendela kayu yang khas, pilar-pilar khas gaya arsitektur Von Essen masih dapat dilihat hingga saat ini. Nuansa “Djadoel” dan saya salut bangunan peninggalan jaman Belanda ini masih sangat kokoh loh, walaupun umurnya sudah tua sekali. Gedung FKUI telah menjadi saksi atas perkembangan sekolah kedokteran di Indonesia dan bagaimana ilmu kedokteran mengalami kemajuan dari generasi ke generasi.

 Walaupun bergaya kolonial, namun fasilitas laboratorium yang ada seluruhnya sudah modern dan berteknologi tinggi. Apalagi dengan adanya tambahan Gedung IMERI sebagai pusat penelitian dan edukasi bidang kedokteran dan kesehatan yang berada tepat di belakang gedung FKUI. Kalau berkunjung ke sini boleh loh kontak saya, hehehe.

3. RSUP Dr Cipto Mangunkusumo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun