Mohon tunggu...
Linda Mega Denada
Linda Mega Denada Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

@linda_denada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film "Frozen 2"

12 Maret 2021   06:04 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:01 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Frozen 2 bisa merupakan film animasi Disney yang populer bukan hanya karena ceritanya, tapi karena lagunya yang disukai semua kalangan karena membawa kebahagiaan.

Mengambil latar tiga tahun setelah film pertama, Elsa kini telah menjadi Ratu Arendelle dan Anna hidup bahagia bersama orang-orang yang dia sayangi, yakni Kristoff, Olaf dan Sven. Akan tetapi, ada misteri yang akan membawa mereka ke dalam sebuah petualangan yang lebih besar.

Frozen 2 mengisahkan Elsa yang telah menjadi Ratu di Arandelle dan Anna hidup bahagia bersama orang-orang yang ia sayangi, Elsa, Kristoff, Olaf, dan Sven. Namun Elsa dilanda keresahan karena ia mendengar suara-suara misterius. Suara tersebut hanya bisa didengar olehnya dan seakan memanggilnya.

Elsa pun mencoba menjawab panggilan suara tersebut yang ternyata adalah roh-roh mereka berasal dari hutan ajaib. Namun roh-roh tersebut mengancam keamanan Arandelle. Elsa akhirnya bercerita kepada Anna mengenai roh-roh itu, mereka pun teringat dengan cerita sang ayah akan hutan ajaib.

Di dalam hutan ajaib terdapat suku kuno bernama Northuldra, mereka hidup berdampingan bersama para roh. Bangsa Arandelle mencoba bersahabat dengan mereka dengan memberikan bendungan air sebagai tanda perdamaian. Suatu saat terjadi konflik antara mereka dan membuat hutan ajaib itu tertutup kabut dan tidak ada yang bisa masuk ke sana.

Selain mempunyai banyak kelebihan, juga mempunyai kekurangan yaitu, Frozen 2 ini lebih dewasa, dan seharusnya tidak menampilkan adegan kiss antara Anna dan Kristof sehingga akan mengganggu anak-anak saat menonton nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun