Mohon tunggu...
Villya Linati
Villya Linati Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Learning

Selanjutnya

Tutup

Financial

RSUD dr. Zainoel Abidin Krisis Keuangan Sebabkan Kekosongan Logistik BHP dan Obat-obatan

25 November 2021   11:12 Diperbarui: 26 November 2021   23:48 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk dapat terpenuhinya setiap manajemen yang baik perlu adanya perencanaan yang baik pula yang menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan pencatatan/ pelaporan yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengendalian terhadap devisi yang ada.  Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya.

Kebutuhan logistik rumah sakit dihitung berdasarkan dari suatu analisa tentang persediaan logistik yang ada, yang masih dapat digunakan yang masih memerlukan perbaikan atau memang harus diganti dengan yang baru. Sifat dari kebutuhan logistik rumah sakit diantaranya rutin, mendesak, dan periodik.

Semua kegiatan dalam siklus logistik harus selalu dilakukan pengawasan mulai dari Perencanaan, Penganggaran, Pengadaan, Penyimpanan dan Penyaluran, Pemeliharaan dan Penghapusan. Pengawasan/ pengendalian dari siklus pengelolaan logistik mencakup pengawasan terhadap harga barang, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam siklus logistik, menyangkut prosedur dalam siklus logistik, kesesuaian barang, perhatian terhadap kualitas barang, kadaluarsa barang, serta tertib pencatatan dan pelaporan.

Pengendalian persediaan dapat menghasilkan keputusan tingkat persediaan yang menyeimbangkan tujuan diadakannya persediaan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, sasaran akhir dari pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya dengan perubahan tingkat persediaan.

Untuk itu dalam pengendalian logistik BHP dan obat-obatan perlu dilakukan beberapa solusi untuk mengantisipasi segala kemungkinan masalah-masalah yang akan terjadi, salah satunya yaitu dengan memberikan stok BHP dan obat-obatan secara terkontrol dengan memerhatikan beberapa aspek yang harus dipertimbangan untuk mengadakan logistik tersebut dan hal itu dilihat dari aspek manfaat, biaya, efisien, efektif, dan urutan kepentingannya. Kemudian dilakukan pemantauan serta pengawasan BHP dan obat-obatan dengan membuat aplikasi pengendalian stok BHP dan obat-obatan, dimana stok BHP dan obat-obatan lebih terpantau keluar masuknya serta mengurangi kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam pemanfaatan logistik BHP maupun obat-obatan seperti yang dilakukan di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo di Purwokerto.

Dengan adanya aplikasi pemantauan logistik yang dilakukan di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo ini dapat memudahkan kita dalam memantau jumlah dan waktu keluar masuknya BHP dan obat - obatan tersebut sehingga mengurangi kekurangan dan kelebihan stok. Cara ini juga dapat memudahkan petugas dalam melakukan pengawasan agar meminimalisir terjadinya kecurangan - kecurangan dalam penggunaan BHP dan Obat-obatan. Kerugian karena obat kadaluarsa menurun dari Rp. 96 Juta menjadi Rp. 55 Juta, sehingga efesiensi biaya meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun