Mohon tunggu...
Ni Luh Lina Susanti
Ni Luh Lina Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis yang percaya bahwa setiap makna bisa kita ciptakan melalui setiap rangkaian kata dalam sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cinta dan Kesederhanaan Ala Juwet Tepeng

7 April 2025   14:51 Diperbarui: 7 April 2025   14:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juwet Tepeng Dengan Daging Babi (Sumber: Lina Susanti )

Masakan bisa mengantarkan kita kepada saat yang istimewa. Ia dapat membawa kita pada manisnya masa lalu, hangatnya masa kini dan betapa menyenangkannya cerita yang akan disajikan pada masa depan. Manis, gurih dan asin menjadi tali pengikat rasa yang membuat setiap kisah nostalgia dapat terangkai membawa sejuta makna. 

Hal inilah yang diwujudkan dalam hidangan sederhana, Juwet Tepeng. Salah satu makanan khas dari Dusun Manikaji, Desa Ban, Karangasem, Bali. Makanan sederhana yang berbahan dasar daun salam (don juwet) yang dimasak hingga kuahnya menyusut (tepeng) ini menjadi hidangan yang paling dinantikan oleh anak rantau yang pulang ke rumah maupun pada saat upacara keaagamaan dan kumpul keluarga. Rasanya yang khas, serta dipadukan dengan bumbu rempah menjadikannya hidangan yang sangat sulit untuk dilupakan. 

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat menu ini selain daun salam sebagai bahan utama, diantaranya bawang merah, bawang putih, cabai rawit, kencur, kemiri, kunyit (jika ada) serta jahe (bisa ditambahkan atau tidak). Hidangan ini juga memiliki beberapa variasi selain dari hanya menjadikannya sebagai sayur dan tidak ditambahkan apa-apa, seperti ditambahkan dengan daging Babi atau ayam sebagai pelengkap. 

Cara pembutaannya pun cukup mudah, daun salam perlu direbus dua kali untuk untuk menghilangkan rasa sepat yang terkandung di dalamnya baru setelahnya direbus lagi bersamaan dengan bumbu yang sudah dihaluskan serta daging jika ingin ditambahkan daging. Waktu memasak disesuikan dengan selera masing-masing minimal 30 menit hingga semua kondimen  matang dan kuahnya menyusut untuk kemudian dinikmati selagi hangat dengan nasi putih dan pelengkap lainnya bersama orang-orang terkasih, yang pastinya menjadi pemanis dari hidangan sederhana ini. 

Makanan tidak hanya bisa menjadi santapan lezat pada saat lapar melanda, ada kalanya ia menjadi sesuatu yang sangat dirindukan. Kebersamaan bersama keluarga, bahkan menjadi bagian penting sebagai obat penat perjalanan jauh apalagi jika hasil dari olahan tangan Ibu. 

Rasa yang sepat bisa menciptakan suasana hangat, mebabuhkannya menjadi gurih yang menjadi pemanis kebersamaan bersama orang-orang terkasih menjadikan Juwet Tepeng sebuah kisah menarik yang sangat dinantikan untuk diulang kembali pada setiap perjalanan pulang. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun