Di zaman ketika anak-anak lebih sibuk menatap layar ponsel daripada langit, pemandangan sederhana di akhir pekan ini membuatku tersenyum lega. Putri kecilku, Maiza, bermain riang di halaman rumah bersama Aca, Syafiq, Zaki, dan dua teman lainnya. Tawa mereka memecah keheningan, menjadikan siang ini terasa begitu berharga. Kapan terakhir kali kita menyaksikan anak-anak menikmati dunia nyata seperti ini?
Pertanyaan itu membawaku pada kenangan sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu. Saat itu, aku dan teman-teman bermain pasak-pasakkan di halaman rumah. Jika bosan, kami beralih ke asin-asinan atau sondah. Hari-hari terasa panjang, hangat, dan penuh tawa—karena saat itu belum ada gadget, apalagi media sosial. Kami menikmati masa kecil sepenuhnya di dunia nyata.
Melihat Maiza hari ini seakan menjadi pengingat, bahwa kebahagiaan anak tidak selalu lahir dari benda mahal atau teknologi canggih. Justru permainan sederhana, interaksi tatap muka, dan tawa yang dibagi bersama teman adalah kenangan yang akan mereka simpan selamanya.
Sayangnya, semakin hari ruang bermain di dunia nyata semakin terdesak oleh layar ponsel. Anak-anak bisa betah berjam-jam menatap gadget, tetapi cepat bosan ketika bermain di luar rumah. Padahal, dari permainan bersama itulah mereka belajar berbagi, bekerja sama, bahkan mengatasi konflik kecil—pelajaran hidup yang tidak bisa diberikan oleh layar.
Tugas kita sebagai orang tua bukan hanya menyediakan fasilitas, tetapi juga menciptakan kesempatan. Mengajak mereka keluar, memperkenalkan permainan tradisional, dan membiarkan mereka merasakan kebebasan bergerak di bawah langit. Karena kelak, yang mereka ingat bukan level tertinggi di gim, melainkan momen-momen hangat yang membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh dan berjiwa sosial.
Mungkin, kita tidak bisa mengembalikan waktu seperti dulu. Namun, kita bisa menghadirkan kembali semangatnya—membiarkan anak-anak tumbuh dengan cerita, tawa, dan persahabatan yang nyata. Suatu hari nanti, saat mereka dewasa dan duduk di beranda rumahnya sendiri, mereka akan mengenang masa kecilnya dengan senyum, seperti aku tersenyum hari ini melihat Maiza berlari di bawah sinar matahari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI