Mohon tunggu...
Lilis Erna Yulianti
Lilis Erna Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga, Guru, Coach, Mahasiswi Prodi Komunikasi Universitas Siber Asia

Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru BK di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

29 Juli 2021   08:24 Diperbarui: 29 Juli 2021   17:29 5621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.freepik.com/free-vector/psychological-help-landing-page_10100823.htm#page=1&query=counsellor&position=20

Anak-anak yang lahir pada tahun 1995 - 2010 dikenali sebagai Generasi Z yakni generasi yang hidupnya dipenuhi dengan aktivitas online. Generasi ini juga dikenal dengan istilah Post-Millennials, Zoomers, iGeneration, Gen Tech, Net Gen, dan Neo-Digital Natives.  Aktivitas media sosial mereka tidak saja untuk kesenangan, tetapi juga untuk belajar dan bekerja. Jadi dalam kondisi seperti saat ini (pandemi Covid 19), bagi mereka bukan merupakan sesuatu yang asing manakala aktivitas belajar dan bekerja dilakukan secara online. Bapak-bapak muda dan ibu-ibu muda saat ini merupakan potret kehidupan generasi Z. Bapak-bapak muda sibuk dengan kesenangannya pasca bekerja dengan aktivitas game online, bersepeda dalam berbagai smbol sepeda masa kini, main robot, dan kesenangan lainnya. Sementara ibu-ibu muda sibuk dengan online shop-nya, menghabiskan browsing brand bersama influencer muda mereka, rata-rata artis ternama. Tidak lupa disela-sela itu, ibu-ibu ini juga berjualan online apa saja yang bisa ditawarkan, baik produk sendiri maupun produk orang lain.

Generasi Alpha yang lahir setelah tahun 2010 - 2025 memiliki aktivitas yang tidak jauh berbeda dengan generasi Z, namun lebih banyak juga yang mulai menjalankan aktivitas di luar, di samping tetap online.

Jika melihat pengklasifikasian generasi diatas maka rentang anak usia sekolah berada diantara generasi alpha sampai generasi Z (anak usia PAUD sampai PT). Dengan mengetahui karakteristik tiap generasi maka Guru BK akan lebih mudah memahami mereka.

Selain beradaptasi, Guru BK perlu untuk meningkatkan kompetensinya yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogis, dan kompetensi profesional. Guru BK perlu meningkatkan kompetensi kepribadiannya dengan memanfaatkan TIK untuk komunikasi dan pengembangan dirinya. Dia juga perlu meningkatkan kompetensi pedagogis dengan memahami karakteristik siswa termasuk aspek fisik, sosial, budaya, emosional dan intelektual. Melalui kompetensi profesional, Guru BK menggunakan TIK dalam proses pembimbingan yang dilakukannya seperti : konseling online (cyber counseling), pemanfaatan lingkungan maya (virtual environment), pembelajaran lewat platform digital LMS seperti google classroom, schoology, edmodo, edlink, camilo, quipper school, pembelajaran lewat media sosial seperti facebook, whatsapp, instagram, dan telegram, menggunakan bahan bimbingan digital seperti youtube, powtoon, kinemaster, plotagon, dan lain-lain. Guru BK juga dapat menggunakan video conference synchronous, gmeet, cisco webex, zoom, skype, dan lain-lain. Untuk meningkatkan kegairahan siswa mengikuti layanan BK secara daring dan untuk mengevaluasi hasil bimbingan maka Guru BK dapat menggunakan google form, quizizz, kahoot, mentimeter dan lain-lain.

Disamping kompetensi yang telah disebutkan diatas, Guru BK perlu memiliki kemampuan leadership, digital literacy, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship, team working dan problem solving. Kesemua kompetensi tersebut sangat diperlukan Guru BK agar memiliki integritas kepribadian dan kinerja profesional.

Di era revolusi industri 4.0 dengan begitu banyaknya perubahan yang terjadi muncul pertanyaan, "apakah peran Guru BK dapat digantikan oleh teknologi?" Tentu saja tidak. Guru BK menghadapi peserta didik yang memiliki hati dan perasaan sehingga interaksi antara Guru BK dengan peserta didik yang penuh ikatan emosional, terjadi penguatan karakter, dan role model atau keteladanan yang ditunjukkan Guru BK. Semua itu  tidak bisa digantikan oleh teknologi   

Sumber : https://www.freepik.com/free-vector/psychological-help-landing-page_10100823.htm#page=1&query=counsellor&position=20
Sumber : https://www.freepik.com/free-vector/psychological-help-landing-page_10100823.htm#page=1&query=counsellor&position=20
Tugas Guru BK sangat erat kaitannya dengan menyentuh hati peserta didik agar merasa nyaman menjalani proses belajar mengajar di sekolah. Agar mampu menjalankan perannya tersebut seorang Guru BK harus mampu menginspirasi lingkungan sosial di sekitarnya terutama bagi peserta didiknya. Untuk itu seorang Guru BK perlu memiliki magnet berupa pesona diri (enchantment) melalui serangkaian tindakan-tindakan Guru BK di depan peserta didik yang natural dan penuh ketulusan serta konsisten dalam jangka panjang. Keaslian sikap (genuiness) yang ditunjukkan Guru BK akan memberikan dampak kepercayaan bagi peserta didik. Inilah inti hubungan antara Guru BK dengan peserta didiknya.

Seorang Guru BK memiliki kesadaran bahwa tugas yang diemban harus mampu membawa peserta didik menjadi pribadi yang mandiri. Seseorang yang mandiri memiliki keunggulan dalam kemampuan, berkepribadian sehat dan bermoral yang kuat. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, seorang yang mandiri memiliki kebebasan (freedom) dalam berpikir dan berbuat tetapi ia juga memiliki rasa tanggung jawab (responsibility) atas segala hasil pemikiran dan perbuatannya. Menurutnya, kebebasan dan tanggung jawab merupakan dua sisi dari sebuah mata uang. Kebebasan yang tidak disertai dengan rasa tanggung jawab dapat menjadi anarkhi, kebrutalan dan hal itu merupakan salah satu ciri dari ketidakdewasaan (Allpori). Melarikan diri dari suatu tanggung jawab pada prinsipnya sama dengan lari dari kebebasan, lari dari kemerdekaan (escape from freedom, kata Erich Fromm). Pendidikan kemandirian perlu dilandasi oleh pandangan-pandangan yang positif dan apresiatif terhadap peserta didik. Kalau peserta didik diyakini sebagai individu yang memiliki potensi baik fisik, intelektual, sosial,moral, maupun potensi untuk belajar dan berkembang sendiri, maka peran guru BK adalah menciptakan situasi pendidikan yang favorable yang memungkinkan peserta didik berkembang secara optimal. Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan bukan hanya menyangkut sarana dan fasilitas pengajaran tetapi iklim sosial, budaya, religi yang dinyatakan oleh unjuk perilaku para pendidiknya baik didalam kelas maupun diluar kelas. Semua kondisi tersebut hanya mungkin tercipta apabila guru BK memiliki rasa cinta yang tulus untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didiknya. Dengan demikian pekerjaan mendidik dan membimbing bukan hanya sekedar pekerjaan mencari nafkah tetapi merupakan perwujudan idealisme yang dikerjakan dengan penuh kesadaran, kesabaran dan bahkan pengorbanan.

Seorang Guru BK  merupakan pembelajar sepanjang hayat. Dia selalu haus untuk belajar dan menambah ilmu 'pengetahuan yang menunjang kinerjanya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya dia mampu memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang terbaik kepada peserta didik. Dia juga selalu memiliki ide-ide dan beragam solusi tatkala menghadapi permasalahan dalam pekerjaannya.

Seorang Guru BK memiliki kepedulian (cares) yang tinggi pada peserta didik. Kepedulian sikap dapat ditunjukan melalui gesture. Bahasa tubuh dipastikan lebih jujur daripada kata-kata. Gesture lebih spontan dan tak terduga sehingga paling cepat terjadinya hubungan timbal balik (resiprositas) diantaranya : berpenampilan menarik dengan selalu menebarkan senyuman ketika bertemu dengan peserta didik. Jadikan senyum Guru BK sebagai oase di tengah kegalauan mereka. Jadilah pendengar yang baik dengan menunjukkan kepedulian dan bersikap tenang dalam berkomentar. Berikan apresiasi terhadap hal yang dilakukan oleh siswa walaupun terlihat kecil dan sepele namun akan berdampak sangat besar bagi perkembangan psikologis peserta didik. Melakukan sikap bersama secara informal dalam posisi yang sama dengan peserta didik walaupun sekedar berbincang ataupun makan bersama. Hilangkan batas kekakuan hubungan transferter vs helper dari yang tadinya dihormati dan ditakuti menjadi disegani dan dianggap kakak sendiri. Kondisi hubungan layaknya keluarga sendiri akan menghilangkan sekat-sekat ketidakpercayaan menjadi lebih percaya untuk semakin membuka diri. Dengan demikian Guru BK akan lebih mudah memahami perkembangan peserta didiknya. Berikan contoh keteladanan dengan menanam benih kebaikan berulang-ulang yang hasilnya akan memanen buah apresiasi positif peserta didik dalam jumlah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun