Saking seringnya kami bertemu walau hanya lewat komentar, lama-lama muncul benih sayang diantara kita. Kamipun saling jatuh cinta, dan akhirnya kami menjadi kekasih. Dari facebook akhirnya berpindah ke sms dan telepon. Setiap hari tak pernah terlewatkan kata sayang walau hanya lewat sms.
Aku bahagia sekali, apalagi usiaku kini telah mencapai 27 tahun, dan aku baru menemukan laki-laki yang selama ini aku idamkan. Pertanyaan ibuku selama ini akan segera terjawab. 'Neng kapan atuh kamu teh nikah,,,? Kamu udah gak muda lagi. Liat teman-temanmu sudah pada punya anak gadis. Tuh lihat si AA udah punya anak dua. Katanya.
'Kakak,, kapan akan menemuiku?' Tanyaku pada Erik suatu ketika. 'Iya de nanti kakak ke jawa, karena kakak juga kangen ade. Sabar aja dulu. Kakak akan beresin urusan kerjaan dulu. Baru kesana namanya juga pegawai rendah de...' Katanya. 'Kak.. Kalau masalah ongkos, aku punya tabungan kok. Kakak bisa pinjam aku dulu.' Kataku. 'Ya nanti kita bicarakan. Jawabnya.
Hari-hari berlalu. Kami pun makin akrab dan semakin menyayangi. Bertambahlah bahagiaku karena akhirnya Erik akan menemuiku. Dia akan terbang malam ini ke Jakatra. Akupun sudah siap untuk menjemputnya. Pukul 6 sore dia mendarat, hatiku sungguh tak karuan. Penasaran bercampur bahagia. Sepuluh menit kemudian aku mendapat telepon dari orang yang suaranya khas sekali.
'De.. Noleh kebelakang.' Pintanya. Akupun membalikan badan. Dan ya Tuhan, laki-laki yang selama ini aku tunggu telah hadir di hadapanku. Tanpa pikir panjang, aku memeluknya erat. Aku sangat bahagia sehingga melupakan kenyataan kalau kami baru saja bertemu.
Kami yang baru saja bertemu memutuskan pergi ketempat kosan ku. Pikirku kasihan juga kalau dia harus menginap di hotel. Lebih baik uangnya untuk keperluan lain.
Pukul sembilan kami sampai, genggaman erat tangannya sepanjang jalan tak pernah terlepas. Padahal kami menumpang bus. Ketika sampai aku pun membuka pintu, lalu aku persilahkan kekasihku untuk masuk. Dia hanya tersenyum manis. Wajahnya yang selama ini hanya bisa aku nikmati lewat profil, kini nyata hadir dihadapan ku.
'Kak.. Besok ikut aku ke kampung. Aku akan perkenalkan kakak dengan keluargaku.' Ujarku 'Nanti lah de. Kakak belum siap.' Katanya.
Malam kian larut. Di luar terdengar hujan gerimis, udara terasa dingin menusuk tulang menambah kekhusuan kami yang sedang dilanda cinta. Aku yang sedang merasakan asmara tak memikirkan apapun kecuali kebahagiaan. Dan kami pun kian larut dalam kebahagiaan ini.
Aku menangis sambil memeluk tubuhnya. Tak di sangka aku telah menyerahkan semuanya. Aku tersadar dan aku hanya bisa menangis.
'Sudah lah de jangan menangis.. Aku akan mempertanggung jawabkan semuanya.' Katanya menenangkan hatiku.