Melihat data tersebut dan kenyataan di dalam rumah kami, saya jadi memahami betapa terpukulnya industri Indonesia sebelum Covid-19. Bayangkan, di tahun 2021 volume impor Indonesia ke China berkurang sekitar seperlima kali dari tahun 2020. Tetapi hingga saat ini, 2023, Puteri Kecil masih dapat mengeluarkan pernyataan yang menakjubkan. Artinya, betapa bergantung dan bertumpuknya barang-barang produk China di Indonesia ini.Â
Apakah demam produk China salah? Seandainya Indonesia harus memproduksi semua kebutuhan warganya, alam Indonesia pasti akan sangat berduka.
Apa yang dapat kita lakukan adalah menjadi konsumen yang baik. Artinya, bijak dan seimbang memilih antara mengkonsumsi barang-barang impor dari China atau produksi dalam negeri.Â
Bijak berarti memilih dengan cermat barang-barang China yang berkualitas. Jika hanya memilih dari harga yang murah, mungkin kita hanya memindahkan sampah dari China ke Indonesia.
Sedangkan seimbang dapat diungkapkan dengan memilih barang brand luar negeri, tetapi sudah diproduksi di Indonesia.Â
Dengan demikian, kita dapat membantu pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. (*)