Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Si Endut Endut Endut

26 Januari 2022   21:21 Diperbarui: 26 Januari 2022   21:25 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Hari Gizi 2022, saya teringat pengalaman di masa lalu.

Dulu, julukan ‘si endut’ begitu akrab di telinga saya. Dan faktanya, memang berat badan saya mencapai 100 kg, di umur 16 – 18 tahun.

Indeks Massa Tubuh saya di saat itu 34,6. Sehingga, saya termasuk dalam kategori obesitas.

Apa itu obesitas?

Menurut WHO, obesitas adalah suatu kelainan tubuh atau penyakit. Namun, obesitas bukan penyakit yang menular.

Tanda jika seseorang obesitas adalah ada penimbunan lemak di tubuh dan berat badan yang berlebihan. Selain itu, indikasi obesitas juga dapat diketahui dari nilai Indeks Massa Tubuh lebih dari 30.

Penyebab obesitas yaitu terlalu banyak makan dan kurang bergerak. Yang mengakibatkan lemak dan gula di dalam tubuh tertimbun.

Dan ternyata, menjadi obes itu berbahaya. Sebab obesitas membuat penderitanya beresiko mengalami penyakit-penyakit serius. Misalnya saja, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, mendengkur, osteoporosis, dan peyempitan pembuluh darah.

Obesitas dalam Angka

WHO melansir, dulu obesitas adalah masalah negara yang gaji penduduknya tinggi. Tetapi sekarang, obesitas
berkembang pesat di negara-negara yang gaji penduduknya rendah atau menengah.

Di tahun 2016, 650 juta penduduk dunia menderita obesitas. Atau sekitar 13% populasi penduduk dewasa di dunia.

Sedangkan di tahun 2019, ada sekitar 38,2 juta anak balita mengalami obesitas. Dimana angka ini bertambah 24% sejak tahun 2000.

Apa arti angka-angka statistik di atas?

Di negara-negara dengan pendapatan rendah, penyebab obesitas bukan karena terlalu banyak makan. Namun karena daya beli makanan sehat rendah.

Daya beli rendah menyebabkan kita sulit
menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dengan anggaran belanja. Yang akibatnya, kita sering membuat keputusan-keputusan belanja yang tidak bijak.

Bagaimana mengatasi obesitas?

Butuh kesabaran untuk menjalani suatu proses jangka panjang, dari obes hingga berat badan normal. Dan awal dari perjalanan panjang itu adalah:

  • Ubah Isi Lemari Makanan

Isilah lemari makanan dengan makanan sehat: sayuran, buah-buahan, biji-bijian, bulir-buliran, kacang-kacangan, jamur-jamuran, susu, ikan, dan telur.

  • Hindari belanja dalam jumlah terlampau banyak.

Persediaan makanan yang terlalu banyak
mengundang nafsu makan berlebihan.

  • Menggerakkan badan

Gerak badan mengurangi penimbunan lemak di pinggang dan di seluruh tubuh. Dan latihan yang baik untuk mengurangi berat badan adalah berjalan kaki, jogging, bersepeda, angkat berat, berenang, meditasi, dll.

  • Kurangi Konsumsi Karbohidrat

Mengurangi karbohidrat dapat mereduksi jumlah insulin yang diproduksi tubuh.

  • Kurangi Konsumsi Lemak

Pola makan rendah lemak dapat mengurangi berat badan.

Selain cara-cara di atas, untuk mengobati obesitas, saya juga melakukan meditasi. Dimana fungsinya mengubah pola makan dan melatih gaya hidup sehat.

Obesitas dapat diantisipasi sejak dini, tapi tidak dapat diobati dalam waktu singkat. 

Obesitas dapat diantisipasi sejak dini, tapi tidak dapat diobati dalam waktu singkat. Butuh komitmen yang kuat untuk mengontrol diri dan mengamati diri sendiri.

Dan kegiatan terbaik untuk mengisi waktu, selama masa pengobatan, adalah memperlengkapi pengetahuan tentang nutrisi, memecahkan permasalahan-permasalahan seputar kehidupan, dan menyusun ulang konsep-konsep pribadi.

Obesitas bukan hanya permasalahan fisik, namun juga melibatkan mental.

Sebab obesitas bukan hanya permasalahan fisik, namun juga melibatkan mental. Sehingga solusi untuk obesitas harus pengobatan yang bersifat holistik atau mencakup seluruh sisi kehidupan si obes. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun