Mohon tunggu...
Siti Lestari
Siti Lestari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Merdeka

Menulis adalah Nafas.\r\nBs mengenal-Nya.\r\nBs hidup bersama-Nya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Upaya Pengkebiran oleh BPE (Blora Patra Energi) terhadap PAD Blora

10 Juli 2014   14:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:46 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ibarat tikus mati kelaparan di lumbung padi, itulah kalimat yang pas untuk menggambarkan kondisi masyarakat Blora saat ini. Kita semua tahu bahwa Blora merupakan kota kaya raya dengan kayu jatinya, batu kapur nya serta cadangan minyak dan gas buminya yang luar biasa. Anak yang dilahirkan dari bumi Blora semuanya pasti tahu klo Blora terkenal dengan Blok Cepu yang sampai sekarang menjadi incaran investor dalam negri maupun luar negeri. Lantas mengapa tingkat kesejahteraan masyarakat Blora berbanding terbalik dengan apa yang telah dihasilkan oleh kota penghasil emas hitam ini.

Saya ambil sampel pengelolaan sumur tua di wilayah Blora. Pemerintah kota Blora telah menyerahkan pengelolaan sumur tua penghasil minyak mentah kepada BPE (Blora Patra Energi). Disana terdapat 36 titik sumur tua yang masih produktif menghasilkan minyak mentah. Awalnya hanya 11 sumur saja yang mengantongi ijin pengelolaan, namun sejak awal januari 2013, ijin sudah dikantongi 25 sumur dan tentunya siap beroperasi.

Lantas apa yang menjadi aneh tatkala kota Blora merupakan kota penghasil minyak, dengan kondisi masyarakatnya jauh dari kata sejahtera? Sekarang mari kita liat potensi Blora dalam hal minyak yang di kelola oleh BPE. Biar masyarakat bisa melek dan sadar bahwa tanah kelahirannya merupakan tanah kaya dan siap dirampok oleh maling-maling berdasi serta maling luar negri.

BPE saat ini dipasrahi oleh pemerintah kota Bloradalam mengelola eksplorasi minyak dari sumur tua. Sumur penghasil minyak yang terletak di Blora ini jangan dipandang sebelah mata. Karena meskipun usia nya yang sudah tua karena kita tahu bahwa sumur ini beroperasi sejak jaman kolonial Belanda di Indonesia. Ternyata sampai saat ini masih aktif mengeluarkan minyak meskipun hasilnya tidak sebanyak di blok Cepu.

Kembali lagi ke BPE, mari kita hitung bersama-sama. Di satu wilayah terdapat 36 titik sumur tua yang sudah sah mengantongi ijin operasi pengelolaan sumur tua. Dari 36 titik misal kita hitung secara matematis dngan batas minimal. Kita hitung yang tahun kemeren saja. Hanya ada 11 titik sumur yang beroperasi dan sumur tersebut (11 sumur) yang menyumbangkan PAD Blora sebesar 178 juta. Nah disini coba kita kalkulasi sebentar.

Hitungan paling sederhana dari saya, 11 sumur minimal per hari bisa menghasilkan 3 tangki minyak mentah (@ 5000 liter) = 15.000liter.Jika dalam setahun ada 300 hari efektif untuk eksplorasi maka, 15000 liter X 300 hari = 4500.000 liter.

Menurut informasi keuntungan dari harga jual per liternya BPE mendapat Rp 400,-. Coba kita hitung lagi, ternyata hasilnya luar biasa  4500.000 liter X Rp.400,- = Rp. 1.800.000.000,-

Atau 1, 8 Milyar.

Yang menjadi permasalahan, pada tahun 2012 PAD Blora dari BPE sebesar 250 juta. Tahun berikutnya PAD Blora dari BPE menurun menjadi 178 juta.

Asumsi yang saya gunakan adalah asumsi yang sangat sederhana saja, dalam setahun BPE mendapat penghasilan kotor 1,8 Milyar, tetapi kenapa tahun 2013 PAD Blora dari BPE hanya 178 juta. Saya kira orang sebodoh apapun menganggap ini tidak masuk akal.

Sebenarnya dari BPE sendiri saya kira, sangat mudah mencapai target bisa menyumbangkan untuk PAD per tahun 1 Milyar. Karena saat ini terdapat 36 titik sumur yang sudah mengantongi ijin operasi. Hitungannya 3 titik saja per tahun bisa menghasilkan 1,8 M. Apalagi kalau ada 36 titik. Tentunya sangat luar biasa. Sayangnya masyarakat Blora masih terlalu bodoh untuk mengkritisi kekayaan alam nya sendiri yang seharusnya warga kota blora bisa mendapatkan penghidupan yang layak serta jaminan kesejahteraan bagi setiap warganya.

Semoga apa saya sampaikan menjadi bahan renungan untuk kita semua. Amiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun