Mohon tunggu...
Lidya Fitrian
Lidya Fitrian Mohon Tunggu... Blogger

Blogger | Content Writer www.fitrian.net

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Nabung Emas Biar Hidup Nggak Cuma Tentang Sekarang Tapi Juga Akhirat

26 Juni 2025   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2025   09:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diedit di Canva

Bahkan, anak saya yang sudah kuliah pun mulai tertarik. Ia mulai menyusun strategi menabung emas untuk masa depannya sendiri. Melihat anak ikut terinspirasi membuat saya merasa bahagia. Menabung emas ternyata bisa jadi warisan nilai, bukan sekadar harta.

Tebar Manfaat Bersama Pegadaian: Emas yang Menumbuhkan Harapan

Semakin saya mengenal Pegadaian, semakin saya sadar kalau mereka bukan sekadar tempat beli emas atau gadai barang. Di balik layanan finansial yang kita tahu, ternyata Pegadaian punya misi sosial yang kuat dan menyentuh.

Saya baru tahu kalau Pegadaian punya program tanggung jawab sosial yang namanya TJSL Pegadaian---Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Program ini tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tapi benar-benar menyasar perubahan jangka panjang yang berdampak langsung ke masyarakat.

Salah satu program yang bikin saya kagum adalah The Gade Clean and Gold. Bayangkan, dari sampah rumah tangga, warga bisa mendapatkan tabungan emas. Lewat bank sampah yang dikelola dengan baik, masyarakat diajak memilah, menabung sampah, lalu menukarnya menjadi nilai emas di Pegadaian. Bukan cuma membantu mengurangi limbah, tapi juga mengajarkan kebiasaan menabung dengan cara yang sederhana dan bermakna.

Program ini kemudian berkembang jadi gerakan yang lebih luas namanya The Gade Integrated Farming. Konsepnya adalah pertanian terpadu yang ramah lingkungan, memberdayakan petani lokal dengan sistem yang efisien dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya dibantu dari sisi produksi, tapi juga diajarkan tentang pengelolaan keuangan, bahkan diarahkan untuk menabung emas. Ya, emas lagi. Tapi kali ini emas yang tumbuh dari hasil bumi.

Yang lebih membanggakan, Pegadaian juga menginisiasi proyek besar bernama Kampung Swasembada Pangan Lestari. Di tempat-tempat seperti Karawang, Magelang, Madiun, dan Bantul, para petani mulai menerapkan pertanian rendah emisi karbon---lebih sehat untuk lingkungan dan lebih aman untuk dikonsumsi. Ada panen rakyat, pelatihan, hingga sistem keuangan mikro berbasis emas.

Saya jadi mikir, ternyata investasi emas itu bukan cuma untuk orang-orang yang punya kelebihan uang. Lewat pendekatan seperti ini, masyarakat kecil pun bisa ikut merasakan manfaat emas, bahkan jadi bagian dari perubahan.

Yang saya suka dari program-program ini adalah bukan sekadar charity. Pegadaian tidak hanya datang, memberi bantuan, lalu pergi. Mereka mendampingi, melatih, bahkan menghitung seberapa besar manfaat yang diterima masyarakat lewat metode khusus yang disebut Social Return on Investment (SROI). Artinya, setiap bantuan yang diberikan diukur dampaknyaapakah benar-benar membantu? Apakah mengubah kehidupan? Seberapa besar perubahan itu?

Bagi saya pribadi, ini luar biasa. Karena saat sebuah perusahaan besar seperti Pegadaian mau repot-repot menghitung dampak sosial, artinya mereka benar-benar ingin memberi manfaat, bukan hanya pencitraan.

Saya jadi makin percaya, bahwa ketika kita memilih tempat menabung---entah itu emas, uang, atau mimpi masa depan---penting juga melihat ke mana uang kita 'berlabuh'. Apakah sekadar disimpan? Atau ikut tumbuh bersama kehidupan orang lain?

Dan Pegadaian, lewat program TJSL ini, menunjukkan bahwa mereka menabung harapan. Bukan cuma di brankas, tapi di sawah-sawah, di rumah-rumah kecil, di bank sampah, dan di hati banyak orang.

Akhir Kata: Emas, Pilihan Bernilai untuk Hari Ini dan Nanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun