Saya tak pernah menyangka bahwa tas yang awalnya saya beli sebagai hadiah untuk diri sendiri, justru menjadi penyelamat saat hidup berada di titik paling sulit.
Tahun 2020, saya membeli sebuah tas Dior Lady. Saat itu, bisnis sedang berkembang, saya baru saja menyelesaikan kerja sama penting dengan klien internasional. Tas ini saya anggap sebagai simbol pencapaian pribadi elegan, klasik, dan menurut saya, akan selalu punya nilai di mata siapa pun yang menghargai kualitas.
Saya bukan kolektor barang mewah. Tapi saya percaya bahwa setiap perempuan berhak merayakan dirinya. Tas itu hanya saya pakai sesekali, sisanya disimpan rapi dalam dustbag. Tak pernah terpikir bahwa ia kelak akan menjadi penyelamat saat keadaan berubah.
Saat Prestise Tak Lagi Cukup
Tahun 2023, bisnis saya terdampak cukup serius akibat perubahan regulasi di sektor yang saya geluti. Proyek tertunda, pembayaran molor, dan saya mulai menutup kebutuhan operasional dengan tabungan pribadi.
Menjual properti bukan pilihan. Saya tidak ingin menyentuh dana pendidikan anak. Di tengah kecemasan, saya membuka lemari dan menatap tas Dior yang dulu saya beli dengan penuh kebanggaan.
Waktu itu saya bertanya dalam hati:
"Apakah ini hanya sekadar simbol? Atau bisa jadi solusi?"
Saat Barang Mewah Menjadi Sumber Likuiditas
Saya mulai mencari informasi tentang gadai barang branded. Awalnya saya ragu apakah mungkin tas bisa digadaikan? Tapi ternyata ada layanan yang memang khusus melayani tas-tas mewah seperti Herms, Chanel, dan tentu saja Dior.
Saya menemukan deGadai, sebuah layanan gadai mewah yang menawarkan proses profesional, menjaga privasi, dan benar-benar memahami nilai barang branded. Tas saya dinilai dengan teliti, dan mereka memberikan simulasi pinjaman yang transparan tanpa tekanan.
Hanya dalam waktu singkat, saya memperoleh dana segar.
Tanpa menjual. Tanpa kehilangan.