Secara umum literasi budaya ialah daya seseorang untuk memahami dan berperilaku mengenai kebudayaan Indonesia (Hadiansyah et al, 2017). Literasi budaya juga diartikan selaku kekuatan dalam mengetahui dan mengenal budaya, baik budaya nasional maupun kearifan lokal yang dimiliki bangsa serta berkeinginan untuk melestarikan budaya tersebut (Ediyono & Alfiati., 2019). Â
Budaya ialah sebuah segala sesuatu yang mencakup wawasan, keyakinan, kesenian, keilmuan, moral, hukum adat istiadat serta daya yang lain sekaligus kebiasan-kebiasaan dalam masyarakat (Andreas.J, dalam Saripaini, 2021). Maka dari itu agar budaya-budaya tersebut tetap lestari maka diperlukan suatu kemampuan yang disebut dengan kemampuan literasi budaya. Literasi budaya sangat digencarkan oleh pemerintah saat ini agar siswa dapat mencintai dan melestarikan budaya Indonesia.
Indonesia terdiri atas 34 provinsi yang mempunyai keragaman suku, bahasa, budaya, adat, kepercayaan, dan sebagainya. Maka dari itu penting untuk memiliki kemampuan literasi budaya yang mencakup kemampuan bersikap bijaksana, berfikir cerdas, dan mampu untuk menerima serta beradaptasi atas keanekaragaman tersebut sejak dini, agar keanekaragaman tersebut tetap lestari.Â
Untuk menanamkan literasi budaya pada siswa, maka diperlukan suatu pembelajaran yang efektif dengan media pembelajaran yangmana dalam pembelajarannya, guru dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan kebudayaan, baik kebudayaan nasional maupun kearifan lokal pada siswa. Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.Â
Literasi budaya mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan berpartisipasi dalam budaya secara efektif. Ini mencakup pemahaman terhadap simbol-simbol, norma-norma, nilai-nilai, dan praktik-praktik budaya yang ada dalam masyarakat.
Budaya sering kali membawa bersama nilai-nilai moral yang diperoleh dari pengalaman dan kebijaksanaan leluhur. Melestarikan budaya membantu masyarakat untuk mewarisi dan memelihara nilai-nilai moral ini, yang dapat membimbing perilaku dan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Keragaman budaya menciptakan kohesi sosial dengan memungkinkan berbagai kelompok dan komunitas untuk hidup bersama dalam tenggang waktu yang harmonis. Ini mendorong toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan kerjasama di antara individu dengan latar belakang budaya yang beragam. Budaya yang beragam memberikan sumber daya kreatif dan inspirasi bagi masyarakat. Memiliki berbagai perspektif dan cara pandang dapat memperkaya gagasan, seni, dan inovasi.
Keberagaman budaya dapat menjadi pendorong untuk pencapaian baru dalam berbagai bidang. Melestarikan keragaman budaya adalah bentuk investasi dalam masa depan. Generasi mendatang dapat memperoleh kekayaan pengetahuan, kebijaksanaan, dan nilai-nilai moral yang dapat membimbing mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan.Â
Globalisasi dan kemajuan teknologi dapat mengancam kelestarian budaya dengan menggantikan atau menghilangkan tradisi-tradisi lokal. Melestarikan keragaman budaya berfungsi sebagai benteng melawan homogenisasi budaya dan pelestarian nilai-nilai unik setiap kelompok.Â
Melestarikan budaya dapat membantu pemberdayaan komunitas lokal. Dengan memahami dan menghormati tradisi mereka sendiri, komunitas dapat merasa memiliki kendali atas nasib mereka sendiri dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Pengajaran  tari  adalah  cara  yang  efektif  untuk  meningkatkan  literasi  budaya karena  meningkatkan  identitas  dan  nilai-nilai  individu  dan  kelompok  serta meningkatkan  keanekaragaman  budaya.  Di  abad  ke-21,  orang  tua,  siswa,  dan masyarakat  umumnya  harus  mempelajari  literasi  sebagai  keterampilan  penting. Pembelajaran tari juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kreativitas anak-anak, dan pendidikan adalah cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan kreatif mereka. Â
Ini  karena  pendidikan  sangat  penting  untuk  menghasilkan  sumber  daya manusia yang berkualitas tinggi. Anak-anak  harus  diberi  pengetahuan  tentang  tari  sejak  dini  agar  mereka memiliki rasa harga diri yang lebih besar terhadap keseniannya sendiri.