Mohon tunggu...
Anggraeny
Anggraeny Mohon Tunggu... Penulis - Tarot Advicer dan Blogger

Empowered Taror Advicer, pemerhati spiritual, Gaya Hidup, Astrologi, seni dan budaya Pemilik akun IG @anggraenytarot, dan pengasuh web www.anggraenytarot.com JIka ingin kontak personal hubungi WA 081232067526

Selanjutnya

Tutup

Financial

Teguran Halus Kala Senja

6 September 2020   14:30 Diperbarui: 6 September 2020   14:38 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu aku menghadiri pemakaman Mas Darto, suami kakakku. Saat itu semua tamu mengucapkan bela sungkawa yang teramat dalam kepada kakak perempuanku. Suasana hujan gerimis makin menambah sendu suasana.

Setelah semua tamu pulang, aku menuju kamar kakak dan melihatnya duduk termangu sambal memangku sebuah kotak warna merah. Aku tanya padanya,

“Kotak apa itu, mengapa kamu memangkunya sambil melamun.”. kakakku mendesah dan menjawab

“Kotak ini berisi buku tabungan haji, kami sudah mendaftar dan mendapat nomor porsi. Seharusnya tahun 2020 ini kami berangkat. Namun apa daya Allah berkehendak lain. Wabah ini menjadi penghalang keberangkatan kami.” dia bercerita sambal mengusap air matanya.

Aku terdiam, dan tidak sanggup berkata -kata, tenggorokanku rasnya tercekat. Sejurus kemudian kakakku kembali besuara,

“Kamu dan suamimu, apakah sudah punya tabungan Haji? Kalau belum, segeralah buka. Anakmu sudah dewasa. Kapan lagi kamu mau menabung untuk ke Baitullah. Kalau tidak pernah kamu niatkan, maka rukun kelima itu, tidak akan pernah bisa kamu tunaikan. Lihat masmu, belum sempat berangkat, sudah kembali kehadirat Allah. “ Aku menjawab,

“Entahlah mbak, aku merasa mungkin aku sudah terlambat, usia sudah tua, sekarang saja Ibadah Haji ditiadakan. Kapan aku akan berangkat? Tahun berapa? “ Kakakku menjawab,

“Kalau Allah berkenan tidak ada yang mustahil. Bulan depan tanahmu dibayar orang. Niatkan untuk Ibadah. Jangan semua hanya untuk duniawi. Paling tidak, kamu sudah berniat. Allah Maha Tahu. Bukakan juga untuk anakmu, dia sudah kuliah, biaya kesehatan sudah ada, biaya kuliah S2 insyaallah sudah siap. Bagaimana dengan Haji? Pernahkan kamu mikir, Haji tidak bisa dilaksanakan semau kita, walau kita punya uang, sudah  dapat nomor porsi, belum tentu bisa berangkat ibadah.” Tiba tiba ada diam yang sangat Panjang diantara kami

Malam itu aku pamit pulang dengan langkah gontai, diiringi hujan deras, aku kembali ke rumah, setelah pamit pada kakaku. Sesampainya dirumah, aku melaksanakan Shalat isya dan mencurahkan semuan keresahanku akibat perkataan kakakku tadi sore. Ya Allah, betapa hambamu ini tidak menjadikan ibadah sebagai prioritas utama. Rasanya terlambat untuk berpikir soal Haji.

Tiba tiba wajah anakk terlintas, seperti ada kekuatan baru aku segera menyudahi rasa sedihku, dan meraih laptop untuk mencari informasi tabungan haji. Setelah beberapa lama berselancar di dunia maya, pandanganku tertuju pada laman Bank Danamon yang disana memuat Informasi mengenai Tabungan Haji Danamon Syariah. Hatiku langsung melonjak girang, ketika aku sadari tabunganku dan rencana pembayaran penjualan tanah bulan depan Insyaallah cukup untuk kami bertiga. Aku, suami dan anakku. Biarlah, biarpun anakku baru saja lulus SMA, aku akan mengikutkan dia Tabungan Haji Danamon Syarih, agar kelak dia bisa jadi Haji Muda, Bismillah.

Persyaratan untuk menabung di Tabungan Haji Danamon Syariah ternyata cukup sederhana. Rekening Tabungan Jamaah Haji (RTJH) Danamon, memberikan kemudahan bagi kami melakukan pendaftaran ibadah Haji melalui pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI. Akadnya adalah titipan (wadiah), dengan minimum setoran 25 juta per orang, kami sudah mendapatkan buku tabungan dan ATM tanpa biaya alias gratis.

Manfaat Tabungan Haji Danamon Syariah ini adalah mendapatkan nomor porsi, sehingga ada  kepastian mendapatkan nomor porsi haji karena terkoneksi secara host to host dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI. Mudah, karena kami bisa buka rekening dimanapun cabang Bank Danamon, serta gratis biaya Tarik tunai per ATM jika kami butuh dana cash saat berada di Arab Saudi.

Segera saja aku siapkan segala keperluan untuk membuka Tabungan Haji Danamon Syariah bagi kami bertiga, seperti KTP, akta kelahiran, Kartu keluarga serta Pas foto berwarna. Setelah semuanya siap. Ada rasa lega yang tidak bisa aku lukiskan dengan kata kata. Esok harinya di Cabang Bank Danamon terdekat, aku realisasikan pembukaan rekening Tabungan Haji Danamon setidaknya bagi anakku terlebih dahulu. Biar kelak saat kami benar benar berangkat Haji, Insyaallah dia bisa menggandeng tangan ayah dan ibunya yang sudah renta untuk beribadah bersama.

Sepulang dari Bank Danamon, aku memanggil anakku dan memintanya duduk disebelahku. Sambil memandang kebun bunga kami. Aku memberinya Nasehat.

“ Alhamdulillah, hari ini ibu sudah mengantar kamu membuka tabungan haji. Ibu merasa sebagian tugas ibu sudah terlaksanakan dengan baik. Mengantarkan kamu melaksanakan semua kewajiban agama. Insyaallah beberapa hari kedepan ibu dan ayah juga akan buka Tabungan Haji Danamon Syariah “

Putraku pun berkata, “ Seharusnya tidak perlu begitu, aku masih sangat muda bu. Bisa kapanpun menabung sendiri untuk Ibadah Haji. Aku malu kalau untuk tabungan Hajiku, ibu dan ayah yang mengusahakan.”

Aku mengelus kepalanya dan berkata, “Ini adalah rejekimu. Jangan berpikir terbalik. Justru kamu harus meniru apa yang ibu contohkn padamu. Kamu pun suatu saat,  harus segera membuka rekening Tabungan Haji Danamon untuk anakmu. Sehingga anakmu kelak bisa menjadi Haji Muda, bahkan di usia yang bisa jadi lebih belia dari kamu.

Ibu tidak ingin kesalahan kami berulang padamu. Baru terpikir soal tabungan haji, disaat kami sudah memasuki usia separuh abad, Entahlah, apakah kami akan punya waktu untuk menunaikan ibdah Haji atau tidak, walaupun kami sudah dapat nomor porsi”

Tak berapa lama, Suara Adzan Dzuhur pun berkumandang. Tiba tiba anakku meraih tanganku sembari berkata, “ Ibu, mari kita Shalat, dan memohon pada Allah, agar ibu bisa berangkat Haji bersamaku dan Ayah. Insyaallah kita sama sama memohon agar apapun amal ibadah yang kita niatkan dicatat dan diterima Allah.”

Tak terasa air mataku mentes perlahan,  aku usap wajahnya dan kuraih tangannya dengan lembut menujua Mushala kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun