Bagaimana ? Cerita atau adegan semacam itu lumrah ditemukan di drama bukan ? Tokoh pria dalam drama juga seolah tampil selalu menjadi sosok pahlawan, gentleman, dan pastinya romantis. Siapa sih, kaum hawa yang tak ingin tokoh pria utama dalam hidupnya hadir dengan daya tarik seperti itu ?
Tidak mengherankan jika sewaktu-waktu "fantasi ria" tersebut hadir dalam diri penonton, khususnya para wanita. Fantasi ria dalam otak menjelma bak harapan-harapan ke depan akan masa depan selayaknya kisah drama. Tanpa disadari, tidak jarang kisah sebenarnya tertampar oleh realita yang ada.Â
Berharap akan bertemua seseorang yang tiba-tiba mengubah jalan hidup kita, membawa kita ke pelaminan dengan masa depan yang terjamin. Seseorang dengan wajah rupawan bak pangeran. Ah, hanya fantasi belaka. Aktor-aktor tersebut memang nyata, tapi kita hidup di planet yang sama namun rasanya beda dunia. Alias tak tergapai!
Menyukai drama-drama tersebut bukanlah hal yang salah, asal tidak berlebihan. Ya, secukupnya saja. Berfantasi dengan harapan kisah cinta bak drama boleh-boleh saja asal tak berlebihan, tapi tak lupa berdoa dan berusaha dan sebaiknya sadar akan realita yang ada. Benar, realita akan inilah hidup yang sebenarnya. Cukup sudah drama-drama itu menjadi tontonan, alangkah baiknya jika hidup kita tidak menjadi drama bagi orang lain. Jadi, secukupnya saja karena hidup tak semanis kisah drama di media.