Guru Hebat Membawa Perubahan di Masa Depan
Sebagai provinsi yang bertetangga dekat dengan Jawa barat dan DKI Jakarta, provinsi Banten harus merasa prihatin dan punya langkah strategis dengan fakta yang menyebutkan bahwa Provinsi Banten adalah provinsi dengan angka pengangguran yang tinggi di Indonesia. Badan pusat statistik mencatat bahwa Banten memiliki angka pengangguran mencapai 42,469 ribu orang per februari 2024. Dengan jumlah pengangguran diangka tersebut maka tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai angka 7,2%, jumlah tersebut jauh diatas angka nasional yaitu 4,82% per februari 2024. (CNBC Indonesia, 13 september 2024).Â
Informasi ini haruslah menjadi cambuk bagi pemerintah provinsi Banten khususnya dan masyarakat provinsi Banten pada umumnya untuk bisa mencari solusi terhadap tingginya angka pengangguran di Banten. Sungguh sebuah fakta yang mengherankan sekaligus mencengangkan, betapa sebuah provinsi yang letaknya tidak jauh dari ibu kota negara Indonesia, memiliki tingkat pengangguran yang tinggi se-Indonesia. lantas apa penyebab dari tingginya tingkat pengangguran di Banten?Â
Pejabat Gubernur Banten, Al Muktabar dalam satu kesempatan kepada wartawan mengatakan bahwa penyebab banyaknya pengangguran di Banten disebabkan oleh banyaknya pencari kerja dari luar Banten. Artinya masyarakat Banten tidak sanggup bersaing dengan para pendatang dalam mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Secara sederhana masyarakat Banten memiliki keterampilan yang rendah sehingga kalah saing oleh perantau dari luar daerah.
Maka jalan keluar dari permasalahan diatas tiada lain adalah menguatkan sumber daya manusia yang ada khususnya di provinsi Banten supaya memiliki daya saing yang unggul. hal ini sejalan dengan semangat kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo subianto yang tertuang dalam Asta cita, dimana pada poin ke empat tercantum komitmen memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi dan pendidikan.
Pemerintah Indonesia dan provinsi Banten khususnya harus menjadikan pendidikan sebagai investasi jangka panjang untuk kemajuan. Meskipun membutuhkan biaya yang tinggi, pendidikan bukanlah satu hal pemborosan dan sia-sia. Tidak ada satupun negara maju yang tidak didukung oleh sumber daya manusia yang kuat, yang juga berarti sumber daya manusia yang berkualitas disokong oleh sistem pendidikan yang baik. Â
Pembangunan manusia adalah kunci sukses majunya sebuah negara sebagaimana yang sudah dilakukan oleh negara-negara lain, Jepang misalnya. Jepang meskipun tidak memiliki sumber daya alam sekaya Indonesia, tetapi mereka sukses membawa negaranya menjadi negara maju dan termasuk penguasa ekonomi dunia berkat majunya dunia pendidikan mereka. Sedikit kisah klasik, bagaimana Kaisar Hirohito dahulu memerintahkan anak buahnya untuk mencari dan mengumpulkan para guru yang masih tersisa setelah Jepang hancur, untuk membangun kemajuan jepang dan lari dari ketertinggalan. Kaisar Hirohito meyakini betul bahwa guru dan sistem pendidikan yang baik bisa mempercepat kemajuan negara jepang.     Â
Provinsi banten harus menjadikan pendidikan sebagai prioritas jika ingin provinsi ini maju seperti provinsi yang lain atau bahkan melampauinya. Pendidikan yang bermutu dengan sendirinya akan menjadikan masyarakat Banten, masyarakat yang kreatif dan inovatif. Dengan sikap kreatif dan inovatif maka masyarakat Banten secara otomatis akan memiliki daya saing yang unggul dan pengangguran akan berkurang di Banten. Â
Ada beberapa tantangan yang harus menjadi prioritas Provinsi Banten dalam rangka memajukan pendidikan di Banten; yang pertama adalah masalah sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung-gedung sekolah yang jumlahnya masih banyak yang sudah tidak layak untuk dipakai. Gedung sekolah yang rusak berat dan sedang menjadi pemandangan yang tidak asing dan memprihatinkan yang tersebar di pelosok Banten. Gedung sekolah yang rusak berat juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi peserta didik bagaimana kalau gedung itu sewaktu waktu roboh saat mereka sedang belajar. Fasilitas pendidikan seperti meja, kursi dan papan tulis masih banyak yang rusak berat sehingga siswa tidak nyaman dalam menuntut ilmu.Â
Tantangan kedua adalah pemerataan terhadap akses pendidikan juga merupakan hal yang harus diperbaiki karena angka putus sekolah masih banyak dengan berbagai alasan, alasan ekonomi dan kemiskinan misalnya, atau akses menuju sekolah yang jauh sementara siswa tidak memiliki kendaraan untuk ke sekolah. Â
Tantangan selanjutnya yang ketiga dan juga sangat penting adalah faktor guru yang ada di Banten haruslah menjadi guru-guru yang berkualitas dan sejahtera. Namun menuntut guru supaya berkualitas sementara kesejahteraan mereka rendah juga adalah hal yang aneh. Menciptakan guru yang berkualitas butuh modal finansial yang tidak sedikit, mereka harus lahir dari kampus-kampus berkualitas, dan setelah lulus mereka harus senantiasa belajar yang itu tentu membutuhkan biaya. Profesi guru selamanya akan dipandang sebelah mata jika tidak bisa menghadirkan kesejahteraan bagi para pelakunya dan tentunya orang-orang hebat tidak mau menjadi guru karena kesejahteraan yang rendah.  Â