Ada salah seorang penghuni panti tersebut yang pernah Devi dampingi sejak kuliah hingga lulus. Devi sering ikut ke kampus saat kuliah hingga pelaksanaan tes CPNS.Â
Ia membantu membacakan soal ujian, menuliskannya, hingga melengkapi berkas-berkas untuk keperluan tes CPNS. Sekarang, sosok yang didampingi Devi tersebut menjadi seorang guru di sekolah luar biasa di kota Bandung.
Setelah empat tahun, akhirnya Devi berhasil lulus tepat waktu dengan nilai di atas rata-rata. Ada beberapa pihak yang menawarinya pekerjaan bergaji tinggi dan beasiswa pendidikan ke luar negeri.Â
Namun, takdir berkata lain. Devi memutuskan untuk terjun sebagai seorang pengajar muda di pelosok daerah melalui program Indonesia Mengajar. Akhirnya, ia menjalani satu tahunnya tersebut di pelosok daerah untuk mengabdi pada negeri.
Seusai menjalani pengabdian di pelosok negeri, Devi ditawari untuk kembali ke pekerjaan lamanya sebagai engineer di perusahaan milik dosennya serta dipercaya untuk mengelola perusahaan sendiri.Â
Karena dosen tersebut sudah dianggapnya sebagai Bapak sendiri, akhirnya Devi menerima tawaran tersebut untuk mengelola perusahaan hingga saat ini.Â
Dalam menjalani pekerjaannya, ia pernah menangani 15 proyek sekaligus dalam satu waktu, padahal normalnya engineer hanya memegang satu atau paling banyak dua proyek dalam satu waktu. Â
Walau pada akhirnya ia melepas satu proyek, namun 14 proyek lainnya dapat ia tangani dengan hasil yang memuaskan. Ia melepas satu proyek tersebut  karena takut hasilnya akan tidak maksimal.Â
"Intinya sih, penting untuk mengetahui dan menerima kemampuan sendiri agar tidak membuat keburukan bagi orang lain", kata Devi saat diwawancarai via whats app pada 14 Juli 2019.
Saat ini, di usianya yang menginjak 32 tahun, ia sedang menempuh pendidikan magister di ITB dengan jurusan yang sama sembari mengajar di almamaternya tersebut di samping mengelola perusahaan bersama suaminya.Â