Mohon tunggu...
Lia LutfiahNurhikmah
Lia LutfiahNurhikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Great Woman Icon on Dzulhijjah, Sosok di Balik Rangkaian Ibadah Haji

4 Juli 2022   17:21 Diperbarui: 4 Juli 2022   17:55 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumrah. sumber: FIN.CO.ID

Momen apa yang pertama muncul dalam ingatan ketika disebutkan bulan Dzulhijjah?

Ya, banyak orang yang spontan menjawab Qurban, Haji dan Puasa.

Namun siapa sangka jika digali dari sejarah, peristiwa-peristiwa tersebut dilatarbelakangi salah satunya oleh seorang wanita bernama Sayyidah Hajar Al-Mishriyyah. Ia merupakan istri dari insan mulia, Ibrahim khalilullah.

Dalam ibadah haji ada beberapa rangkaian yang mesti dilakukan oleh Jemaah haji, mulai dari ihram sampai tawaf wada'. Namun dalam tulisan ini kita akan kupas mengenai sejarah dibalik Sa'i, Air Zamzam dan Jumrah.

Kecintaan pada Tuhan yang Melampaui Rasa Kemanusiaan

Salah satu rangkaian ibadah haji adalah sa'i. Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah dalam Al-Qur'an menceritakan bahwa setelah kelahiran anak yang ditunggu-tunggu Ibrahim selama 86 tahun, Ibrahim mendapat perintah untuk membawa istri dan anaknya, Hajar dan Ismail ke sebuah tempat tak berpenghuni di tengah-tengah padang pasir nan tandus. Namun atas keimanan yang menghujam kuat, kecintaan pada Tuhan-Nya  melampaui rasa sayang seorang ayah pada anaknya, Ibrahim rela meninggalkan Hajar dan anaknya yang masih amat kecil di tempat tersebut dibekali dengan satu wadah air dan sekantung kurma.

Rasa kemanusiaan yang tak terelakkan membuat Ibrahim merasa bersedih dan lantas mencurahkan perasaannya kepada Allah yang kini diabadikan dalam Q. S. Ibrahim ayat 37-41.

Perempuan Kuat Pencetak Generasi Hebat

Beberapa waktu setelah kejadian tadi, bekal yang Ibrahim tinggalkan untuk mereka berdua habis. Hajar menemukan anaknya, Ibrahim hampir meninggal. Ia lantas berlari menuju bukit Shafa meninggalkan anaknya di bawah pohon untuk melihat sekitarnya, besar harapan ia mendapati orang yang dapat menolongnya. Namun kenyataan tak sesuai apa yang ia harapkan. Dengan rasa penuh khawatir, Hajar kembali menemui anaknya sambil menengok kondisinya. Kejadian itu ia ulang berkali-kali hingga ia mendapati suara dari dekat tempat anaknya berbaring, dan keluarlah pancaran air yang hingga kini masih tetap mengalir. Air tersebut kini kita kenal dengan air Zamzam.

Dengan penuh keyakinan bahwa Allah tidak akan menelantarkan hambanya dibarengi dengan ikhtiar sebagai bentuk keimanan, jalan solusi akan kian datang menawarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun