Mohon tunggu...
Lia Siti Nuramaliyah
Lia Siti Nuramaliyah Mohon Tunggu... Dosen Prodi Peternakan - Universitas Muhammadiyah Kuningan

Kepakaran Bioteknologi Pakan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bioteknologi Pakan: Solusi Cerdas untuk Peningkatan Produktivitas Ternak di Era Modern

21 Juli 2025   21:24 Diperbarui: 21 Juli 2025   21:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram alir fermentasi limbah organik untuk produksi enzim dengan intervensi mikroorganisme (Sumber : Singh et al., 2024)

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan persaingan pangan antara manusia dan ternak, dunia peternakan dituntut untuk bertransformasi. Salah satu pendekatan inovatif yang tengah berkembang pesat adalah bioteknologi pakan. Teknologi ini tidak hanya menjanjikan efisiensi dalam produksi, tetapi juga membawa dampak positif bagi keberlanjutan industri peternakan.

Bioteknologi pakan merupakan penerapan ilmu bioteknologi untuk meningkatkan kualitas nutrisi, kecernaan, dan efisiensi penggunaan bahan pakan oleh ternak. Hal ini dapat mencakup penggunaan mikroorganisme, enzim, fermentasi, dan rekayasa genetika untuk mengolah bahan pakan yang semula kurang bernilai menjadi sumber nutrisi yang optimal.

Sebagai wilayah agraris, Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan optimal. Limbah pertanian seperti jerami padi, daun-daunan ataupun limbah organik sayur dan buah sebenarnya memiliki potensi besar sebagai bahan pakan ternak. Namun, kandungan serat kasar dan lignin yang tinggi seringkali menjadi kendala dalam penggunaannya. Di sinilah maka dibutuhkan peran dari bioteknologi. Melalui proses fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal, bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi pakan yang lebih mudah dicerna, kaya nutrisi, serta ramah lingkungan.

Penggunaan enzim selulase, xilanase, dan fitase pada pakan unggas dan ruminansia telah terbukti meningkatkan efisiensi pencernaan dan penyerapan nutrien. Enzim ini bisa diproduksi dari mikroorganisme lokal yang diisolasi dari lingkungan sekitar, seperti limbah organik. Beberapa riset menunjukkan bahwa kombinasi probiotik dan enzim hasil fermentasi mampu meningkatkan performa ternak, memperbaiki kesehatan saluran pencernaan, dan bahkan mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan.

Meski bioteknologi pakan menjanjikan banyak manfaat, tantangan dalam penerapannya masih cukup besar. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan teknologi pada tingkat petani, kurangnya pelatihan sumber daya manusia, serta kendala biaya dan regulasi. Namun, dengan dukungan kemitraan antara kampus, lembaga riset, instansi pemerintah, industri dan pelaku usaha, tantangan tersebut dapat diatasi. Kegiatan riset terapan yang melibatkan mahasiswa serta program pengabdian masyarakat yang fokus pada pelatihan fermentasi pakan adalah salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan perguruan tinggi.

Penerapan bioteknologi pakan merupakan bagian dari strategi besar menuju peternakan presisi dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam hal ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam yang bijak.

Sebagai akademisi dan bagian dari masyarakat ilmiah, kita punya peran penting untuk menjadi jembatan pengetahuan antara laboratorium dan lapangan. Sudah saatnya inovasi pakan berbasis bioteknologi menjadi gerakan kolektif demi kemajuan peternakan Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun