Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngonthel

3 Januari 2022   10:51 Diperbarui: 12 Januari 2022   05:07 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngonthel adalah istilah dalam bahasa Jawa yang artinya bersepeda. Salah satu manfaat dari ngonthel ini adalah dapat menguatkan otot-otot sekitar paha. Oleh karena itu, untuk yang sudah berusia di atas 40 tahun, olah raga ini sangat dianjurkan untuk menjaga otot-otot yang sudah semakin mengendor.

Minggu pagi, seperti pagi-pagi saat hari libur aku ngonthel dengan jarak yang luwayan jauh dari hari-hari sebelumnya. Berangkat dari rumah di Jalan Kaliurang km 7 yang terletak di Yogyakarta bagian utara, menyusuri jalan kampung sampailah di perempatan Monumen Jogja Kembali (Monjali). Trus meluncur ke selatan sampai Monumen Tugu dan dilanjutkan sampai Jalan Malioboro. Sampah bekas pesta malam tahun baru semalam masih kelihatan di kanan dan kiri jalan yang sedang dibersihkan oleh petugas.

Sesampai di depan Istana Presiden ada kegiatan senam aerobik yang dipandu oleh dua instruktur di panggung ukuran 5 x 5 meter dan tinggi sekitar 2 meter. Untuk menambah kebugaran, aku putuskan untuk ikut senam bersama ratusan orang baik laki-laki maupun perempuan. Kurang lebih 45 menit bersenam membuat tubuh ini terasa segar demikian juga dengan fikiran yang lebih fresh dari sebelumnya. Ada gadis-gadis cantik berkaos kuning membagikan produk koyo sebagai ajang promosi.

Setelah senam bubar, aku melanjutkan ngonthel ke arah Kraton Lor (Utara) dan lanjut ke Kraton Kidul (Selatan). Karena hari masih pagi, aku putuskan untuk lanjut terus ke arah Selatan melewati Ringroad Selatan. Aku menyeberang dengan melompati Ringroad dan lanjut ke jalan kampung yang akhirnya sampai ke kampus Institus Seni Indonesia (ISI) yang berada di Bantul.

Perjalanan sudah cukup jauh dari rumah, aku putuskan untuk balik kanan dan sampailah di Gapura Kasongan dekat rumah almarhum Dr. Rudjiman, dosen Dendrilogi yang terkenal lucu. Ada pertanyaan dari Beliau yang masih aku kenang saat kuliah dulu, yaitu tentang fungsi banir (akar yang menyembul pada pohon yang besar. Contohnya yang banyak ditemui di Kebun Raya Bogor.

Banyak yang menjawab dengan serius, seperti untuk pernafasan pohon dll. Tapi apa jawab Beliau? Ternyata untuk tempat pacaran. Hahahaha


Setelah sampai di rumah, jam menunjukan pukul 10.00 WIB. Artinya aku telah mengonthel kurang lebih selama 5 jam. Tentu dikurangi waktu saat ikut senam, minum susu murni di dekat Pesantren Ngrapyak, dan makan soto di Bugisan.

Itulah pengalaman mengisi hari libur tahun baru di Kota Yogyakarta yang terkenal dengan destinasi wisata perkotaan maupun pedesaan yang penuh dengan kenangan bagi yang pernah sekolah di kota ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun