I. Multi-Bencana Sudah TerjadiÂ
Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itu yang dikeluhkan korban dan penyintas bencana alam yang terjadi pada masa virus Corona sedang merebak.
Bagaimana tidak? Ketika urusan banjir di berbagai kota, termasuk Jakarta belum membuat warga kembali normal, sudah hadir pula COVID-19. Dan, sebaliknya, ketika urusan COVID-19 sedang sangat merepotkan.
Ada pula gempa darat dengan magnitude 5,1 SR di Sukabumi pada 10 Maret yang mengakibatkan 2.991 jiwa terdampak serta 1.782 unit rumah yang rusak. Juga, gempa yang berpotensiTsunami dengan magnitude 6,6 SR yang disertai 12 gempa susulan terjadi di Bali Selatan pada 19 Maret 2020.
Ini tentu memusingkan. Saya sulit membayangkan ratusan warga Cipicung Sukabumi yang terpaksa tinggal di bawah tenda massal, sementara merekapun sudah mulai berhati hati dan perlu mempertimbangkan upaya ‘social distancing’ untuk mencegah penularan virus Corona.
Sayapun sulit membayangkan bila saja terjadi lagi banjir di Jakarta dan di kota kota lain di Indonesia. Wabah Virus Corona dan banjir atau gempa bumi atau bahkan matinya PLN secara luas seperti pada peristiwa di tahun 2019 bukanlah suatu kombinasi peristiwa yang kita harapkan.Â
Namun, tampaknya, multi-bencana bukanlah suatu hal yang mustahil terjadi di Indonesia. Â
BNPB sendiri telah mempridiksi dan mengantisipasi bahwa Indonesia akan menghadapi lebih banyak bencana pada tahun 2020 tinimbang tahun sebelumnya. Ini didasari data tahun tahun sebelumnya. Hingga akhir Desember 2019 tercatat 3.768 bencana alam terjadi di Indonesia.
Di antara sejumlah bencana alam tersebut, terdapat 478 korban jiwa, 109 orang hilang, 4.419 orang luka luka dan 6,1 juta mengungsi. Selain itu terdapat 74,427 unit rumah rusak dan 2.017 fasilitas rusak, termasuk di antaranya 1.121 fasilitas pendidikan dan 212 fasilitas kesehatan.Â
Ini angka yang tidak sepele.
Bahkan, sepanjang Januari sampai akhir Februari 2020 telah terjadi 652 bencana yang merenggut 123 nyawa korban. Bencana tersebut didominasi bencana hidrometerologi, yang menyebabkan banjir dan longsor, disamping terdapat angin puting beliung (Katadata.co.id, 30 Desember 2019).