Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Jingles", Sempat Tenar, Mati, Bernostalgia, dan Hidup Kembali

20 Oktober 2019   13:58 Diperbarui: 24 Oktober 2019   06:35 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jingle (sumber : onholdmarketing.com)

Dengan begitu banyaknya pesan merek yang mencapai sekitar 5.000 sampai 20.000, adalah tak mungkin bagi pemasang iklan untuk mengguyur pemirsa untuk membuat jingle menjadi diingat.

Oleh karenanya melihat jingle lama seakan membangunkan mayat, karena mereka hadir dari masa lalu yang memungkinkan, sehingga pengiklan dapat membuat kenangan hangat dan nostalgia.

Nostalgia Memang Kuat
Memang nostalgia dapat menjaring audiens dari berbagai lapisan demografi, termasuk dari konsumen muda. Nostalgia membuat kita kembali ke masa lalu atau ke masa yang kita inginkan untuk mengingatnya.

Dan, untuk sementara kita akan di nostaligia itu. Kekuatan itu yang dipakai pemasang iklan untuk menggaet audiens, yang pada akhirnya mengajak audiens untuk membuat keputusan besar, yaitu membeli produk itu.

Coba kita dengar rangkaian jingle yang akhirnya direkam untuk obat kangen. Itulah nostalgia. 

Rekaman dari berbagai jingle terbukti merupakan nostalgia untuk mengobati kangen kita pada berbagai jingle yang sudah menjadi lagu kesayangan di rumah rumah di Indonesia. Apalagi bila dibawakan dengan iringan angklung Ujo. Sangat menarik. 

Di luar kemampuannya mengajak audiens, di bawah ini beberapa hal Jingle mampu lakukan.

1. Jingle serupa musik pop. Jingle adalah cara pemasaran yang efektif, yang kekuatannya seperti music popo. Coba dengarkan music pop berulang. Pengulangan itu seringkali berhasil membuat kita menyukai lagu itu. Ini karena jingle atau lagu pop yang kita kenal mampu membangun keakraban dan hubungan emosional.

2. Jingles adalah Elemen Merek yang Mudah Dikenal. Isi jingle sering dianggap menjanjikan seperti produk yang dipasarkan. Jingles yang baik mampu untuk memperkuat atau mewakili merek.

3. Jingles Mampu Meminta Perhatian Melalui Suara. Dengan adanya berbagai iklan, internet, radio. Maka Jingle bagaikan hashtag yang membangunkan kita dari kesadaran.

4.  Jingles Bersifat Manipulatif. Pesan sponsor dan kata kata yang dimasukkan ke dalam lagu berupa Jingles memberikan arti yang kuat dan bahkan memperbesarnya sehingga merubah perilaku konsumen untuk mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun