Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pemasangan Lampu Warna-warni pada Landmark Kota, Selalukah Indah?

26 Juni 2019   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2019   22:52 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampu Lampu LED di New York (insider.com)

Orang di masa pra sejarah menggunakan lampu dengan minyak untuk menyinari sekelilingnya. Ini dibuat dengan materi alam seperti batu, kerang, tanduk dan lain lain.

Bahkan kunang kunang juga dipergunakan untuk menyinari area, disamping penggunaan lilin dan keramik keramik serta gelas. Lampu gantung kristal juga dipergunakan untuk menciptakan penyinaran area.

Penggunaan minyak ikan paus untuk penyinaran yang dipergunakan sampai abad 18 menjadi berkurang ketika ditemukan minyak tanah untuk bahan bakar yang menyalakan lampu lampu. Selanjutnya lampu gas dianggap lebih ekonomis untuk menyinari lampu jalan dari kota kota pada abad 1800.

Hingga, akhirnya penggunaan lampu dengan listrik untuk menerangi tempat publik menjadi kebutuhan dan tren di negara maju. Selain untuk penerang jalan yang mengurangi tingkat kriminalitas, lampu jalan membawa keindahan.

Akhirnya, di abad 21, penggunaan berbagai jenis lampu, 'downlight', 'fluorescent', High intensity discharge (HID) dan atau Low Electricty Discharge (LED) membawa aneka kesan.

Penggunaan Lampu Warna Warni pada Landmark dan Biayanya
Memang kita tidak perlu melakukan studi serius tentang implementasi pemasangan lampu lampu warna warni di landmark kota Indonesia. Berapakah biayanya? Pada umumnya, kota-kota tidak mengumumkan berapa biaya operasional penggunaan lampu-lampu pada landmark. 

Namun, observasi cepat menunjukkan bahwa biayanya bisa relatif rendah di kota kota dunia, dan mahal di negara berkembang seperti Indonesia. Lampu itu sendiri bisa murah, tetapi biaya operasionalnya bisa tinggi. 

Artikel tentang biaya lampu landmark ternyata ada, walau tidak mencakup Indonesia. Salah satunya adalah untuk Amerika. Memang biaya baragam. Namun, kita bisa kaget membaca bahwa biaya menyalakan lampu di New York bisa memakan biaya US$ 1juta per harinya.

Pemasangan lampu pada suatu pohon natal di Petrie Plaza Canberra memerluakan daya listrik dengan biaya sekitar US$ 4.000.

Penerangan Blackpole yang menghabiskan 15 megawatt listrik dengan biata operasional sekitar US $ 1.000 setiap malamnya.

Biaya penerangan listrik di Marina Bay di Singapore adalah penerangan yang paling keren. Biaya operasional untuk listrik 2,5 megawatts ini adalah US$ 500 setiap harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun