Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Layanan Kespro Holistik Penting pada Pasca Bencana

25 Desember 2018   14:56 Diperbarui: 29 Desember 2018   07:53 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

                                                                                                  Foto : Sahabat Gema Alam, 2018

Perkumpulan Gema Alam NTB (atau Gema Alam), suatu organisasi nirlaba yang bekerja di wilayah NTB sejak tahun 2004, telah melakukan tanggap dan penanganan paska bencana, sejak gempa Lombok yang pertama terjadi pada tanggal 29 Juli 2018.

Serangkaian kajian dan studi paska bencana, yaitu Kajian Kebutuhan Paska Bencana (JITUPASNA) dan Kajian Kesehatan Reproduksi dan Gender Masa Paska Bencana serta Pembelajaran Pembangunan Huntara bagi Ibu Hamil, Menyusui, Lansia dan Difabel telah disusun oleh Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam telah diluncurkan pada 27 November di Kantor Gema Alam NTB, di Selong, Kabupaten Lombok Timur.

Riset Riset Aksi tersebut di atas mendasari implementasi kegiatan Gema Alam dan Sahabat Gema Alam yang dilakukan oleh 34 relawan profesional, 15 orang di antaranya adalah tim medis, yang terdiri dari 9 dokter umum, 3 dokter spesialis anak, dan seorang dokter spesialis kandungan dan obstetric serta 2 orang psikholog. 

Pemeriksaan gratis dan penapisan melalu pos keliling dari desa ke desa, dari dusun ke dusun, dari gang ke gang, dan dari rumah ke rumah dilakukan karena akses penyintas pada layanan kesehatan di wilayah paling terdampak masih terbatas, yang disebabkan oleh kerusakan berat Puskesmas, keterbatasan tenaga kesehatan, dan trauma penyintas yang takut meninggalkan tenda pengungsian untuk pergi ke fasilitas kesehatan.

Pemeriksaan dan penapisan pada 2.697 penyintas yang terdiri dari 1.465 pasien umum, 409 pasien kandungan, 823 pasien bayi/anak, dan layanan konsultasi psikhologi kepada 25 orang penyintas tersebut dilakukan di 11 desa di 4 Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur sejak awal bulan September sampai 2018.

Di antara 409 ibu hamil yang diperiksa dengan USG, terdapat 92 Ibu hamil dengan risiko tinggi, dengan kasus tertinggi di Beririjarak sebanyak 13 kasus, di Sembalun Bumbung dan Jurit Baru, masing masing 12 kasus, di Sajang, Timba gading dan Sapit, masing masing 10 kasus, sementara sisanya tersebar di Pringgasela, Sekarteja, Bilok Petung, dan Sembalun. Hal yang mengkhawatirkan adalah setengah dari mereka yang hamil dengan berisiko tinggi tersebut adalah ibu dari pernikahan anak usia 15 sd 18 tahun. 

Sementara itu, pemeriksaan dan penapisan oleh dokter spesialis anak mencatat adanya 3 balita dengan gizi buruk, 4 anak gizi kurang, 2 anak dengan mikrochevali, dan 4 anak dengan down syndrome yang nyaris tidak mendapatkan layanan kesehatan secara memadai.

Selain itu, penyakit diare, ISPA, batuk pilek, kulit, mata dan kerusakan gigi merupakan trend luas penyakit yang ada di antara balita. Dalam hal kesehatan orang dewasa dan lansia, tim dokter umum relawan Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam mencatat bahwa lebih dari 27 % penyintas usia dewasa menderita hipertensi dengan tekanan darah 140 sd 240. Persoalan hipertensi di wilayah yang dilayani dicatat karena kebiasaan dan pola hidup masyarakat, disamping juga karena meningkatnya kecemasan karena bencana gempa.

Tim Gema Alam NTB dan peneliti Sahabat Gema Alam melihat bahwa penanganan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan Ibu dan Anak pada masa paska bencana gempa di Kabupaten Lombok Timur masih belum optimal. Sementara kasus Kematian Ibu Melahirkan, kasus Kematian Bayi, dan status perkawinan anak di Kabupaten Lombok Timur adalah yang tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hampir separuh kasus kematian ibu hamil/melahirkan di NTB adalah berasal dari Lombok Timur, antaranya adalah dari ibu hamil dari perkawinan anak. 

Pada tahun 2017, kasus kematian Ibu hamil/melahirkan di Lombok Timur adalah 30 kasus, sementara total kasus di Provinsi NTB adalah 72. Untuk kasus kematian bayi, 37% dari 929 bayi atau 346 bayi lahir meninggal di NTB adalah terjadi di Lombok Timur. Data data dari Dinas kesehatan Provinsi NTB ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Timur adalah pada posisi darurat Kesehatan Ibu dan Anak. Kita tidak bisa bekerja dengan 'business as usual' pada paska bencana, karena ancaman meningkatnya kematian ibu dan bayi akan melonjak tinggi bila tidak dilakukan penanganan serius.

Upaya memberikan layanan kesehatan reproduksi yang holistik yang diperkenalkan Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam, dengan dukungan dermawan, dilakukan, antara lain melalui fasilitasi pembangunan 50 unit hunian sementara Huntara SETARA bagi ibu hamil menyusui, dan keluarga termiskin dengan bayi dan balita, lansia, serta disabilitas. 

Pembangunan Huntara SETARA yang dilakukan dengan azas swadaya, gotong royong, dan pemberdayaan tersebut juga disertai dengan pemeriksaan kesehatan reproduksi dan edukasi kesehatan reproduksi kepada remaja, ibu hamil dan menyusui dan suami atau pasangan dari ibu hamil dan menyusui serta memfasilitasi pembangunan dan pemebrdayaan ekonomi penyintas. 

Presentasi atas pengalaman kerja pada upaya layanan kesehatan reproduksi yang holistik dengan dukungan pada kebangkitan dan keberdayaan ekonomi penyintas akan difasilitasi oleh Gema Alam NTB dan relawan serta dermawan Sahabat Gemala Alam pada suatu Acara Berdaya Lotim, untuk Ibu dan Anak Lombok Timur yang diselenggarakan dengan bekerja sama dengan Green Pramuka Square, diadakan di Green Pramuka Square Jakarta Pusat pada 20 Desember 2018 yang lalu. Acara menggelar diskusi dan kerja kerja pasca bencana melalui talk show, pameran dan bazaar karya tenun pewarna alam dan aneka pangan lokal sehat, serta pameran pameran foto karya Laras Zita dan Zulkarnaen Siry Lokesywara yang merekam  kerja relawan pada layanan kesehatan, pembangunan Huntara SETARA, serta kegiatan pemberdayaan ekonomi penyintas. Acara yang didukung oleh Green Pramuka Square, Gema Alam NTB, dan relawan Sahabat Gema Alam diramaikan pula oleh alumni Abang None Jakarta, Benita Vania & Friends, dan juga SVARA Samsara serta dengan moderasi lelang tenun oleh Tenik Hartono. Sementara itu, penyintas yang berprofesi sebagai penenun, yang tergabung dalam Kelompok Nine Penenun dari Pringgasela Selatan juga berbagi pengetahuan tentang proses penenunan dengan pewarna alam dan bagaimana pengembangan tenun dipakai sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi pasca bencana. 

Diharapkan, pembelajaran atas pendekatan layanan kesehatan kesehatan reproduksi pada pasca bencana yang holistik dapat meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kesehatan reproduksi Ibu dan anak yang ada di wilayah terdampak, di samping memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan dan perkonomian perempuan dan keluarganya.  Apa yang dilakukan Gema Alam NTB bersama relawan dan dermawan Sahabat Gema Alam secara swadaya dan gotong royong merupakan pendekatan mobilisasi sumber daya alternatif, mengingat sumber daya pemerintah dan donor yang terbatas pada kondisi kebencanaan. Walaupun upaya swadaya dan gotong royong memberi makna pada perbaikan layanan, namun upaya itu tidaklah cukup. Diperlukan strategi yang holistik, yang dilakukan secara bersama di antara para pihak untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi yang memenuhi standard minimum.  

Pengalaman atas implementasi pendekatan layanan kesehatan reproduksi pada masa pasca bencana yang holistik,  yang didahului dengan kajian dan basis bukti seperti yang dilakukan oleh Gema Alam NTB bersama Sahabat Gema Alam ini diharapkan dapat diterapkan luas tidak hanya di wilayah Lombok Timur tetapi di Lombok secara umum, di Palu, juga di Banten dan Lampung Selatan serta wilayah terdampak bencana lain. Layanan yang hoslistik diharapkan akan mengembalikan penyintas pada  harga dirinya sebagai warga dunia yang dihormati haknya sebagai manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun