Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Layanan Kespro Holistik Penting pada Pasca Bencana

25 Desember 2018   14:56 Diperbarui: 29 Desember 2018   07:53 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2017, kasus kematian Ibu hamil/melahirkan di Lombok Timur adalah 30 kasus, sementara total kasus di Provinsi NTB adalah 72. Untuk kasus kematian bayi, 37% dari 929 bayi atau 346 bayi lahir meninggal di NTB adalah terjadi di Lombok Timur. Data data dari Dinas kesehatan Provinsi NTB ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Timur adalah pada posisi darurat Kesehatan Ibu dan Anak. Kita tidak bisa bekerja dengan 'business as usual' pada paska bencana, karena ancaman meningkatnya kematian ibu dan bayi akan melonjak tinggi bila tidak dilakukan penanganan serius.

Upaya memberikan layanan kesehatan reproduksi yang holistik yang diperkenalkan Gema Alam NTB dan Sahabat Gema Alam, dengan dukungan dermawan, dilakukan, antara lain melalui fasilitasi pembangunan 50 unit hunian sementara Huntara SETARA bagi ibu hamil menyusui, dan keluarga termiskin dengan bayi dan balita, lansia, serta disabilitas. 

Pembangunan Huntara SETARA yang dilakukan dengan azas swadaya, gotong royong, dan pemberdayaan tersebut juga disertai dengan pemeriksaan kesehatan reproduksi dan edukasi kesehatan reproduksi kepada remaja, ibu hamil dan menyusui dan suami atau pasangan dari ibu hamil dan menyusui serta memfasilitasi pembangunan dan pemebrdayaan ekonomi penyintas. 

Presentasi atas pengalaman kerja pada upaya layanan kesehatan reproduksi yang holistik dengan dukungan pada kebangkitan dan keberdayaan ekonomi penyintas akan difasilitasi oleh Gema Alam NTB dan relawan serta dermawan Sahabat Gemala Alam pada suatu Acara Berdaya Lotim, untuk Ibu dan Anak Lombok Timur yang diselenggarakan dengan bekerja sama dengan Green Pramuka Square, diadakan di Green Pramuka Square Jakarta Pusat pada 20 Desember 2018 yang lalu. Acara menggelar diskusi dan kerja kerja pasca bencana melalui talk show, pameran dan bazaar karya tenun pewarna alam dan aneka pangan lokal sehat, serta pameran pameran foto karya Laras Zita dan Zulkarnaen Siry Lokesywara yang merekam  kerja relawan pada layanan kesehatan, pembangunan Huntara SETARA, serta kegiatan pemberdayaan ekonomi penyintas. Acara yang didukung oleh Green Pramuka Square, Gema Alam NTB, dan relawan Sahabat Gema Alam diramaikan pula oleh alumni Abang None Jakarta, Benita Vania & Friends, dan juga SVARA Samsara serta dengan moderasi lelang tenun oleh Tenik Hartono. Sementara itu, penyintas yang berprofesi sebagai penenun, yang tergabung dalam Kelompok Nine Penenun dari Pringgasela Selatan juga berbagi pengetahuan tentang proses penenunan dengan pewarna alam dan bagaimana pengembangan tenun dipakai sebagai bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi pasca bencana. 

Diharapkan, pembelajaran atas pendekatan layanan kesehatan kesehatan reproduksi pada pasca bencana yang holistik dapat meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kesehatan reproduksi Ibu dan anak yang ada di wilayah terdampak, di samping memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan dan perkonomian perempuan dan keluarganya.  Apa yang dilakukan Gema Alam NTB bersama relawan dan dermawan Sahabat Gema Alam secara swadaya dan gotong royong merupakan pendekatan mobilisasi sumber daya alternatif, mengingat sumber daya pemerintah dan donor yang terbatas pada kondisi kebencanaan. Walaupun upaya swadaya dan gotong royong memberi makna pada perbaikan layanan, namun upaya itu tidaklah cukup. Diperlukan strategi yang holistik, yang dilakukan secara bersama di antara para pihak untuk memberikan layanan kesehatan reproduksi yang memenuhi standard minimum.  

Pengalaman atas implementasi pendekatan layanan kesehatan reproduksi pada masa pasca bencana yang holistik,  yang didahului dengan kajian dan basis bukti seperti yang dilakukan oleh Gema Alam NTB bersama Sahabat Gema Alam ini diharapkan dapat diterapkan luas tidak hanya di wilayah Lombok Timur tetapi di Lombok secara umum, di Palu, juga di Banten dan Lampung Selatan serta wilayah terdampak bencana lain. Layanan yang hoslistik diharapkan akan mengembalikan penyintas pada  harga dirinya sebagai warga dunia yang dihormati haknya sebagai manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun