Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ditolak Negara Luar Akibat Kandungan Pestisida Berlebih, Akhirnya Kita Juga yang Habiskan

11 Agustus 2019   11:02 Diperbarui: 14 Desember 2019   19:21 4802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagung Manis Tanpa Pestisida.  Dokpri

Makanya janganlah heran, tanah dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia membuat tanah menjadi ketergantungan terus menerus akan dosis pupuk atau pestisida yg digunakan oleh petani sehingga dosis penggunaan pestisida dan pupuk kimia semakin lama semakin harus dinaikkan dosis penggunaannya. 

Sebagai petani kita harus mengetahui  bahwa bahan kimia hampir tidak akan terurai dalam tanah ataupun air.  Bahan kimia pada dasarnya hanya berdampak memberi racun bagi tanah dan air.  

Dalam pengaplikasian pestisida kimia yang disemprotkan ke tanaman, hanya berkisar 20% yang tepat sasaran atau benar-benar efektif, sedangkan 80% sisanya justru jatuh ke tanah.
Paparan sisa 80% pestisida sebagai bahan kimia yang berlebihan pada permukaan tanah akan mencemari lingkungan tanah sekitar.

Harus kita ketahui bahwa senyawa kimia racun tersebut akan diserap oleh partikel-partikel pada tanah yang akan merusak mikroorganisme yang berada di tanah tersebut. 

Pestisida kimia berdampak pada resistensi yang merugikan tanah sebagai media tanam bagi petani. Resistensi ini hanya terjadi pada penggunaan pestisida kimia saja tetapi tidak terjadi jika penggunaan pestisida dengan bahan organik. 

Itulah yang menjadi pemyebab mengapa kini petani semakin sulit untuk mengatasi hama atau OPT pada lahan pertanian sang petani itu sendiri, padahal mereka sudah menggunakan pestisida kimia yang sama dengan yang dianjurkan petani lain. 

Sebagaimana yang pernah saya tuliskan dalam artikel saya sebelumnya yang berjudul "Petani Bisa Menjadi Profesi yang Mematikan Jika Dibiarkan",  yang membahas akan pentingnya kita sebagai petani untuk Back To Nature atau GO ORGANIK. 

Dalam tulisan saya tersebut saya juga menuliskan tentang berita di Uni Eropa bahwa Organisasi Lingkungan Greenpeace mendesak pelarangan penggunaan glifosat yang terdapat dalam Roundup, racun pembunuh rumput buatan perusahaan AS Monsanto. 

Bahan aktif Glisofat bukan hanya ada pada Roundup tetapi juga hampir semua Herbisida yang sifatnya sistemik yang beredar di pasaran Indonesia sekarang ini juga kebanyakan mengandung Bahan Aktif Glisofat yang sudah di larang di Uni Eropa namun belum ada aturan yang membatasi dan mengawasi peredaran Herbisida dengan bahan aktif Glisofat di negeri ini,  bahkan ketika bahan aktif berbahaya ini sampai ke tangan petani,  tiadanya lembaga yang berfungsi mengawasi penggunaan bahan aktif berbahaya oleh petani.

Anak saya saat di kebun jagung.  Dokpri
Anak saya saat di kebun jagung.  Dokpri

Bahaya Pestisida Bagi Kesehatan Konsumen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun