Tulisan Kompasiana Dibahas di Ruang Akademik
Menjadi penulis di Kompasiana ternyata memiliki dampak dan manfaat yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Hal ini penulis rasakan dalam pengalaman cara menulis di media publik maupun perbedaanya ketika menulis di media mainstream lainnya.Â
Dari pengalaman menulis di Kompasiana ternyata mendapat tanggapan positif dari kolega, keluarga, institusi pemerintah, organisasi maupun masyarakat yang kebetulan mengenal penulis. Salah satunya tanpa diduga penulis mendapat tanggapan positif dari seorang dosen Universitas Pattimura Ambon. Sehingga pada Jumat, 19 Mei 2023 melalui platform zoom, penulis diminta memberikan kiat-kiat menulis reportase di Kompasiana dihadapan 14 orang dosen Universitas Pattimura Ambon.
Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon adalah universitas negeri tertua di Maluku yang didirikan pada tanggal 23 April 1963.
Universitas Pattimura memiliki 9 Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Perikanan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Kedokteran dan Pasca Sarjana.Â
Tak terbayangkan sebelumnya, efek tulisan seorang penulis yang masih dikategorikan junior dan baru menerbitkan 16 artikel di Kompasiana cukup besar.
Walaupun demikian bukan untuk berbangga diri, bahwa dari 16 tulisan tersebut semuanya menjadi topik pilihan dan 13 diantaranya merebut atensi redaktur sebagai headline atau artikel utama. Semua capaian ini terjadi karena penulis bersyukur dibimbing oleh Penulis Senior Kompasiana Tovanno Valentino.
Adapun tulisan Kompasiana dibahas di ruang akademik bermula dari Kepala Pusat Studi Bahasa Universitas Pattimura, Maria Nikijuluw, tertarik ketika membaca tulisan-tulisan penulis di Kompasiana.
Terbersit ide beliau, bahwa ketika para dosen turun mengajar di daerah tujuan maka dapat berkolaborasi dengan siswa untuk menulis di media publik semisal Kompasiana.
Tulisan tersebut dapat mengangkat kondisi pendidikan di lokasi atau juga menulis hal-hal lainnya. Adapun beliau ditunjuk sebagai Koordinator Program Asistensi Mengajar dalam implementasi Pengabdian Masyarakat Kampus Universitas Pattimura Ambon.
Para dosen yang terlibat dalam Tim Asistensi Mengajar akan mengajar pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kecamatan Leksula Kabupaten Buru Selatan dan Kota Dobo Kabupaten Kepulauan Aru. Diharapkan salah satu luaran kegiatan ini yaitu menulis artikel di media publik.
Setelah mendapat persetujuan rektorat maka digelar kegiatan Lokakarya Penulisan Artikel Media Publik bagi Tim Asistensi Mengajar yang akan berangkat.
Penyaji materi utama Tovanno Valentino seorang Penulis Senior Kompasiana sekaligus penggiat literasi dan pendidikan.
Tovanno, selama dua jam memberi materi mengenai fungsi dan peran media publik serta penyajian konten (tulisan) yang baik. Sedangkan satu jam terakhir di percayakan kepada penulis yang membagikan kiat-kiat menulis reportase pada Kompasiana.
Rasanya terharu menyaksikan selesainya kegiatan tersebut pada larut malam. Mengapa tidak, upaya untuk memunculkan tulisan dari wilayah timur sangat dinantikan mewarnai media publik Kompasiana.
Minimnya informasi yang tersebar pada media, cenderung membuat banyak penulisan bersumber dari data lama atau tidak terupdate mengenai daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Di samping itu informasi yang benar adalah ujung tombak, dasar pengambilan keputusan yang tepat terhadap sebuah kebijakan di pusat.
Penulis optimis dan semakin bersemangat dalam menulis bahwa inilah salah satu kekuatan tulisan, kepada siapa akan membawa dampak tulisan yang dibaca kita tidak tahu. Dan kapan serta pengaruh seperti apa orang terinspirasi karena tulisan tersebut. Who knows !
Syukurlah! Malam itu sekaligus menjadi sebuah kesempatan untuk penulis bersama mentor melakukan sosialisasi mengapa harus menulis di Kompasiana.
Dan sosialisasi itu dilakukan pada sejumlah dosen profesor, doktor dan magister yang nantinya menjadi agen literasi yang akan turun ke daerah, mengajar anak-anak dan juga menulis bersama mereka.
Pun sudah pasti penulis berharap para dosen lebih bebas berekspresi dalam menulis, jauh dari jelimetnya sajian sebuah karya ilmiah yang hanya tertarik untuk dibaca kaum akademisi bukan sebuah konsumsi media publik. LL
