Hirka Shoes bisa menjadi merek yang muncul sebagai jawaban industri lokal atas tren ini. Alih-alih mengandalkan kulit eksotik hasil impor, Hirka menggunakan limbah ceker ayam, yang selama ini banyak dianggap sampah dari rumah potong ayam, sebagai material utama. Dengan mengolah limbah lokal, mereka bukan hanya mengurangi volume limbah organik dan risiko pencemaran, tetapi juga menambah nilai ekonomis dari bahan yang sebelumnya dianggap tak bernilai itu.
Solusi ini menjelaskan bagaimana mode dan keberlanjutan bisa berjalan seiring: konsumen dapat memakai sepatu yang bukan hanya estetis, tetapi juga ramah lingkungan. Kesadaran itulah yang membuat produk Hirka tak hanya dipandang sebagai sepatu, tetapi juga sebagai cerita yang ingin dimiliki konsumen.
Daya Tarik dan Pasar
Respon publik terhadap Hirka Shoes sejak awal sudah menunjukkan kalau konsumen sudah mempunyai  keinginan kuat terhadap produk yang bukan hanya keren, tapi juga punya cerita. Alhasil menurut Republika, sepatu kulit ceker ayam karya Hirka telah berhasil menembus pasar internasional: Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Hirka juga mengikuti pameran internasional. Di sebuah pameran di Turki, Hirka berhasil menjual 15 pasang sepatu dalam satu hari dalam sebuah event pameran.
Harga produk Hirka sendiri berkisar antara Rp 490.000 hingga Rp 2.500.000 per pasang, tergantung jenis dan modelnya.  Segmentasi pasarnya juga menarik: mereka bukan hanya menyasar pencinta sepatu unik, tapi juga konsumen yang eco-conscious, kolektor, dan mereka yang ingin tampil beda dengan produk lokal bernilai desain tinggi.
Salah satu kisah pelanggan pertama muncul saat Hirka tampil di INACRAFT. Respons pengunjung yang heran dan kagum saat tahu bahan sepatu berasal dari ceker ayam menjadi indikator bahwa estetika plus nilai cerita begitu penting bagi pembeli. Pada akhirnya, perjalanan Hirka memberi pelajaran: bahwa sesuatu yang dianggap sepele bisa bernilai tinggi.
Penutup
Sepasang sepatu dari ceker ayam memang terdengar aneh, tetapi dibalik itu semua ada pelajaran penting bahwa masalah besar bisa menjadi peluang. Limbah bisa bernilai, keberanian bisa membuka pasar baru, dan setiap langkah bisa menjadi bukti sebuah kegigihan. Hirka Shoes membuktikan bahwa inovasi sering lahir dari hal yang diremehkan.[1] [2]
Di era krisis iklim dan pencarian solusi atas limbah, cerita Hirka menjadi sebuah inspirasi, dan membuktikan kalau kreativitas lokal bisa menjawab tantangan global. Setiap langkah dengan sepatu Hirka bukan sekadar soal gaya, tapi juga tentang keberanian menghadirkan perubahan.
Selain itu, Nurman dan Hirka berhasil menciptakan personal branding yang sangat kuat. Personal branding yang tidak cuma pencitraan, seperti disinggung Andriy Hadinata di bukunya yang berjudul Generasi Zombie-pun berhasil dijalankannya. #APAxKBN2025