Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Event Membacakan Cerita Misteri

17 September 2021   09:11 Diperbarui: 17 September 2021   09:18 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar

https://pin.it/Nc6Vbgc

Shooting Membacakan Cerita Misteri

Selamat sore sobat kaskuser berjumpa lagi dengan saya di tread tentang pembacaan cerita misteri.

Semoga sobat kaskuser sehat dan bahagia selalu.

Membaca merupakan hobi yang saya senang sejak mulai bisa membaca. Banyak pengetahuan baru yang didapat dari membaca. Selain membaca puisi, cerita sehingga bisa menulis dan menjadi penulis. 

Walaupun memasuki usia senja keinginan terpendam untuk tampil di depan umum tidak menghalangi. Semua impian terwujud ketika sudah berumur. Impian masih banyak kelak cerita dongeng yang saya bacakan akan di dengar di seluruh dunia. Sekarang saya masih mencoba membacakan puisi diiringi dengan lagu. Biasanya disebut puisi musikalisasi. 

Puisi yang saya tulis dan kemudian dibacakan melalui alat rekam handphone. Hasilnya masih amatir tapi termasuk lumayanlah. Karya kita bisa muncul kembali melalui media lain seperti YouTube, TiK Tok. 

Beberapa minggu lalu dapat tawaran dari klub literasi membacakan cerita misteri dan divideokan. Pembacanya terdiri dari 5 orang. Event ini menguji adrenalin, secara saya paling takut cerita horor. Ternyata setelah memberanikan diri membaca cerita tersebut. Tidak terlalu menakutkan. Saya berulangkali membacanya sehingga menemukan tanda-tanda baca yang berupa :

 1.  Intonasi

Intonasi merupakan tinggi rendahnya nada suara ketika kita membaca. Intonasi terlihat dari tanda baca seperti, koma, seru , tanya dan titik.

 2.  Ekspresi
Ekspresi merupakan gerakan wajah saat membacakan cerita. Mimik atau gerakan wajah sesuai dengan isi cerita. Bila senang raut wajah juga berseri. Jika sedih raut wajah juga sedih.

 3. Tekanan

Tekanan suara disesuaikan dengan tanda baca. Keras lambatnya nada suara ketika membaca.

 4.  Penghayatan

Membacakan cerita dibutuhkan penghayatan yang cukup. Terlibat dalam isi cerita. Seolah-olah cerita tersebut kita yang mengalaminya.

Pengalaman membaca cerita misteri merupakan pengalaman pertama naga saya dan itu juga mengikuti event. Banyak halangan ketika membaca cerita misteri. 

Sumber gambar dokpri
Sumber gambar dokpri

1.  Waktu

Dibutuhkan waktu hening. Saya pilih jam dini hari. Terbangun jam 3 dini hari langsung saya ambil peralatan shooting berupa handphone, kertas. Handphone ada dua, satu sebagai lampu untuk penarang biar temaram. Kemudian kertas untuk mencatat cerita misteri tersebut.

img-20210913-174312-6143f8d753f9cd3dd84580e3.jpg
img-20210913-174312-6143f8d753f9cd3dd84580e3.jpg

Sumber gambar dokpri

 2.  Shooting berkali-kali


Membaca cerita misteri tersebut berulang kali salah. Bahkan lidah kadang tidak bersahabat. Sudah bagus di awal di tengah tiba-tiba salah ucap. Akhirnya ulang lagi. Mungkin ada sepuluh kali ulang baru bisa membuahkan hasil yang bagus menurut saya bagus. Setelah dikirim ke grup ternyata intonasi pengucapan tanda baca ada yang kurang. Kemudian shooting lagi sekitar jam 5 pagi. Masih saja tetap diulang-ulang agar hasilnya bagus sesuai dengan teks isi cerita.

 3.  Latar

Menggunakan latar gelap diwarnai lampu temaram. Kostum menggunakan baju hitam, menambah aura misteri agar isi cerita yang dibacakan semakin hidup.

Demikian pengalaman pertama saya sebagai pembaca cerita misteri bersama tim yang ternyata penulis hebat dan handal di Kompasiana. Senang rasanya ambil bagian bersama mereka. Hal baru dan menakjubkan. Kelak ingin membacakan dongeng hasil karya sendiri. 

Erina Purba
Bekasi, 13092021

Sudah ditulis di Kaskus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun