Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kadar Cinta Setelah Berumah Tangga

6 Juni 2021   07:31 Diperbarui: 6 Juni 2021   07:45 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak hal yang telah kita lalui, terutama di masa pandemi. Kesulitan keuangan bahkan banyak usaha yang mengalami kebangkrutan. Sehingga memicu keretakan rumah tangga. Kadar cinta mulai berkurang. Cinta ibarat emas murni, seratus persen terbuat dari emas, bukan sepuhan. Memiliki cinta berkadar emas murni walaupun badai topan menghadang tetap setia sampai maut memisahkan.

Cinta adalah ikatan dua hati. Menyatukan dua hati antara pria dan wanita. Merasakan cinta tumbuh dan berbalas merupakan hal yang sangat membahagiakan. Bahkan kadang rasa itu terbang ke langit ketujuh.
Semua janji dari mulut keluar dan menyakinkan pasangan tetap setia walaupun ombak badai menghampiri.

Tak jarang kita temukan beberapa orang yang ingkar janji. Lupa janji suci di depan pendeta dan jemaat. Setia sampai mati sampai maut memisahkan.

Awal berumah tangga cinta itu masih manis semanis madu. Kemudian bertambah tanggungjawab kadar cinta mulai berkurang. Terjadilah selisih paham. Mulailah timbul riak kecil. Semakin lama menjadi gelombang yang dahsyat. Apalagi mulai tumbuh rasa egois. Merasa sudah hebat. Bisa menghidupi keluarga dan bekerja sendirian.

Keharmonisan rumah tangga terjalin apabila sesama pasangan saling melengkapi. Saling menghormati, menghargai. Terlebih kita sebagai perempuan. Menghargai suami sebagai kepala keluarga. Walaupun saat itu kehidupan terbalik. Sang istri sebagai pencari nafkah. Beberapa orang tetap menghargai sang suami walaupun sakit dan tidak berdaya.

Ya itu tadi, kadar cinta yang dimilikinya seratus persen tidak bakal luntur. Suami walaupun tidak berdaya tetap sebagai kepala keluarga. Tetap sebagai tiang penyangga keluarga. Sedangkan istri sebagai tiang doa. Menghormati suami dan selalu mendoakannya niscaya pasti berhasil. Bersama-sama mengayuh bahtera walaupun gelombang pasang surut menghampiri.

Beberapa orang lupa akan kadar cinta yang bergelora. Cinta hanya manis di awal. Beberapa tahun kemudian cinta menuntut lebih. Ingin memiliki dunia. Padahal sang suami tidak sanggup.

 Kadar cinta mulai berkurang berawal dari :

1.  Merasa tidak ada artinya hidup bersama.

2. Keegoisan mulai muncul, lebih baik hidup sendiri daripada menderita.
 
 3. Pertikaian terjadi, pertengkaran hampir setiap hari.
 
 4. Kedamaian mulai hilang. Cinta mulai lenyap. Janji tinggal janji.
 
 5. Cinta diganti dengan keangkuhan dan keegoisan.

Hal-hal seperti itu memicu retaknya rumah tangga. Maka terjadilah perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun