Suatu ketika aku penasaran dengan sahabatku. Kenapa sudah umur senja sudah menikah. Apakah pernah sakit hati?
Setiap kami bertemu hatiku selalu bertanya-tanya. Tetapi aku sungkan, karena umurnya 10 tahun lebih tua. Sehingga pertanyaan itu hanya kusimpan saja dalam hati.
Seiring berjalannya waktu, pertanyaan itu terjawab sudah karena aku sudah mulai akrab dengannya begitu juga dengan yang lain. Teman yang duluan kenal dengannya menceritakan, Si Julia tidak mau menikah jika tidak dengan bule. Oh itu sebabnya pikirku.
Siang itu jam istirahat kedua lumayan panjang setengah jam lebih dan jamku juga kosong. Julia juga kosong. Tinggal kami berdua di kantor itu.
"Hai, Bu Erin, betah mengajar di sini?" Julia menanyakan keadaanku, apakah aku betah mengajar di sekolah kami.
"Iya senang banget rasanya Bu Julia, semuanya kompak dan enjoy," ujarku.
"Iya sama saya juga merasakannya sejak pertama mengajar di sini. Ujar Julia lagi.
"Sudah menikah Bu Erin?"
"Sudah Bu Julia."
"Punya anak berapa?"
"Dua Bu Julia,"
"Bagaimana dengan Bu Julia, sudah punya anak berapa?" Tanyaku dengan polos. Sebelumnya aku belum mengetahui apakah dia sudah menikah apa belum karena dilihat dari bentuk tubuhnya cocok punya anak tiga.
"Saya belum menikah Bu Erin," ujarnya tanpa raut muka sedih.
"Oh maaf ya Bu Julia, saya tidak tahu Bu Julia."
"Tidak apa-apa Bu Erin. Emang itu maunya saya. Saya berdoa dan berharap agar suatu saat nanti Tuhan mengabulkan menikah dengan bule."
"Kenapa harus bule Bu Julia, kan banyak lho orang kita ganteng dan banyak duit juga.