Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Maut Datang, Kutitipkan Putriku

4 Februari 2020   12:32 Diperbarui: 4 Februari 2020   12:29 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Dokri

Jika Maut Datang Kututipkan Putriku

Sakit di sekujur tubuh tidak apa-apa bahkan sampai komplikasi aku tetap kuat. Tapi sakit di hatiku yang telah kau khianati membuat raga ini terlibat dengan segala penyakit.

Sudah hampir dua tahun lelakiku tempat hatiku berlabuh pergi dengan wanita lain. Sebenarnya penyakit ini tadinya hanya satu berhubung lelakiku tidak ingat pulang. Pikiran resah merontokkan pertahanan tubuhku hingga aku harus dirawat inap lagi. Dalam setahun lalu aku bolak-balik ke rumah sakit. Bahkan lelakiku tidak pernah menjengukku rasanya hati ini tambah tersayat sembilu.

Tahun ini tahun kedua bukan tambah sembuh malah lebih parah dalam sebulan aku sudah dua kali rawat inap.
Mungkinkah aku terlalu egois tidak bisa berpikir jernih semua terasa hambar hingga rasa pahit terjebak di antara rongga mulutku.
Raga ini semakin hari tinggal tulang belulang bahkan setiap rawat inap putriku bergantian menjaga di rumah sakit.

Hanya karena mereka aku bertahan dan selalu memberikan semangat bahwa aku pasti sembuh.

Putriku memiliki hati yang tulus dan peka sangat prihatin mengerti keadaan orang tuanya.

"Bunda, kami sekolah dulu ya, Widia dan Aisyah jam makan siang pasti datang, biar kami tidak ketinggalan banyak mata pelajaran. Sekarang Kak Widia giliranku saja yang jaga kakak kan sudah kelas XII nanti banyak ketinggalan, ujar Zahra.


"Tidak usah pun kalian datang kan suster ada di sini," ujarku lembut kasihan putri-putriku sudah sekian lama tidak pernah melihatku tersenyum dan memeluk mereka.

Aku terlalu merana hingga tidak sanggup lagi menahan sakit, kapankah ini berlalu. Kapankah kegelapan ini berakhir dengan kebahagiaan.  Apakah setelah aku bertemu dengan-Nya?

Jika maut sudah menjemputku, aku menitipkan putri-putriku tetap di jalan yang lurus. Bersama dengan-Mu sang pemilik bumi.

Selamat ulang tahun mba Widz, sukses dan bahagia selalu bersamamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun