Mohon tunggu...
Leon Bhagawanta Cahyono
Leon Bhagawanta Cahyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Sepakbola

Penulis olahraga khususnya sepakbola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Erick Thohir, Harapan Baru Menyambut Ketua Baru

17 Februari 2023   13:18 Diperbarui: 17 Februari 2023   13:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Membentuk liga yang profesional

Liga-liga di dunia saat ini sudah berada di level profesional baik dari segi keuangan, kebijakan transfer, sponsorship, pengelolaan internal liga dan klub, kepengurusan, maupun perekrutan pemain dan pelatih. Hal inilah yang tidak terjadi di Indonesia yang liganya boleh dibilang masih semi profesional padahal liga yang profesional akan memberikan dampak yang positif bagi persepakbolaan Indonesia. 2 contoh terbaik tentu saja Thailand dan Malaysia yang saat ini berada di peringkat liga yang cukup kompetitif dan mampu mengirim perwakilannya ke Liga Champions Asia. Liga yang profesional tidak hanya menguntungkan bagi negara namun juga bagi para pemain dan ofisial yang terlibat.

Liga yang memiliki format profesional sejatinya pernah terbentuk saat masa dualisme kompetisi dan kepengurusan yang amburadul yaitu LPI (Liga Primer Indonesia) yang secara sistem memang dijalankan secara profesional. Namun, karena pengurusan liga dan federasi yang kacau balau membuat harapan untuk liga yang lebih profesional pupus dan akhirnya kita kembali ke liga yang begini-begini saja.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, memiliki liga dengan pengelolaan dan klub yang profesional akan menjadikan sepakbola khususnya di Indonesia akan menjadi lebih maju dan berkaca dari liga-liga negeri tetangga yang sudah lebih dahulu menjadi profesional mereka mampu untuk melahirkan klub yang mampu bersaing di level Asia dan juga mampu untuk terus melahirkan pemain-pemain berbakat yang mampu mengisi timnas baik di usia muda maupun senior. Tentu akan sangat disayangkan karena pengelolaan pemain usia muda di Indonesia sudah cukup oke namun ketika beralih ke senior semuanya menjadi amburadul tak karuan.

2. Pelatihan wasit dan jaminan bagi wasit

Hal ini juga disebutkan dalam janji Erick Thohir untuk meningkatkan kualitas wasit di Indonesia. Hal ini juga krusial lantaran juga ada kaitannya dengan pemasangan VAR di liga 1. Wasit yang kurang kompeten tentu saja akan menjadikan liga menjadi penuh kontroversi dan VAR pun tidak mengurangi masalah tersebut seperti yang kita saksikan di Liga Inggris beberapa pekan terakhir. 

Tantangan ini tidak berhenti di pelatihan wasit saja. Diperlukan juga tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepastian keamanan wasit. Pemerhatian terhadap kesejahteraan wasit tentu dibutuhkan agar wasit Indonesia tidak mudah digoyahkan oleh mafia-mafia bola yang memang cukup marak di Indonesia. Belum lagi, fans bola di Indonesia yang tidak jarang melukai wasit yang memimpin dalam suatu pertandingan.

3. Menyingkirkan mafia-mafia bola

Hal paling berat yang menanti Erick Thohir untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain adalah untuk menyingkirkan mafia-mafia yang disebut-sebut masih menggerogoti sepakbola Indonesia. Hal ini jelas bukan urusan mudah namun apabila berhasil bukan tidak mungkin persepakbolaan Indonesia akan berkembang pesat.

Dalam proses menjadi negara sepakbola yang lebih baik tentu akan memakan waktu tidak sebentar apalagi di Indonesia sendiri perlu dilakukan pembenahan secara menyeluruh. Erick Thohir tentu mengemban tugas berat dalam memperbaiki sepak bola Indonesia yang carut marut ini. Harapan dan ekspektasi besar juga menyertai mengingat Erick Thohir memiliki segudang pengalaman di bidang sepakbola khususnya di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun